Pemulung Bergelar Doktor Filsafat, Sebuah Kisah dari Adik Pramoedya Ananta Toer

Taufik Budi, Jurnalis
Selasa 29 Mei 2018 06:16 WIB
Soesilo Toer (Foto: Dokumen Pribadi Keluarga Toer)
Share :

Perjuangannya berdagang akhirnya berbuah manis setelah beralih ke komoditas buku dan alat tulis. Soes kemudian menawarkan ke sekolah-sekolah di Jakarta hingga mendapatkan keuntungan berlipat ganda.

"Pernah saat itu, sekira dalam sehari saya untung Rp1 juta. Kemudian saya beli tanah di Bekasi dan bangun rumah di sana. Tak lama, beli tanah di Bogor, daerah Gunung Sindur, seluas 1.000 meter persegi. Kemudian seperti sudah terencana rumah saya di Bekasi digusur, hingga harus pindah ke Blora pada 2004," jelas Soes.

Meski kepindahannya ke Blora terjadi pada 2004, namun sebelumnya Soes sudah bolak-balik untuk memperbaiki rumahnya yang berada di Jalan Sumbawa 40 Jetis Blora.

"Sebelumnya pada 2003, dapur di rumah dua kali roboh, lalu saya disuruh betulkan oleh Pram (Pramoedya Ananta Toer). Dia mengatakan, kalau rumah itu rusak, maka penghuninya juga rusak. Pram kan malu dengan omongannya sendiri, maka saya disuruh membetulkan. Dapur itu sekarang menjadi homestay (rumah sewa). Terus untuk rumah itu, saya jadikan perpustakaan ketika Pram meninggal dengan nama Pataba atau Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa," ceritanya bersemangat.

Sesuai perkiraan, perpustakaan itu pun menjadi tempat rujukan para penggemar sastra dari seantero dunia. Banyak mahasiswa, penulis buku, maupun peneliti dari luar negeri datang ke perpustakaan itu mencari beragam referensi sastra. "Sudah empat benua yang datang ke sini, hanya Afrika yang belum. Tadi baru saja ada mahasiswa doktor dari Norwegia, dia sudah tiga hari menginap, dan pulang hari ini. Yang dari Amerika, Perancis, Jerman, Bulgaria, sudah semua termasuk negara-negara Asia," bebernya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya