Teknologi Kuno Ini Gantikan AC sebagai Pendingin Ruangan

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 11 Oktober 2018 08:46 WIB
(Foto: Shervin Abdolhamidi)
Share :

Bahkan tanpa adanya angin, penangkap angin bekerja sebagai cerobong surya, menciptakan tekanan yang mendorong udara hangat ke atas dan keluar melalui menara, membuat bagian dalam rumah terasa lebih sejuk daripada luarnya.

Dengan matahari sore yang menyengat, saya memutuskan bahwa saya lebih suka berada di bawah penangkap angin daripada menatapnya, dan berjalan ke Lariha House, salah satu rumah era Qajari yang paling terawat di Yadz.

Bangunan abad ke-19 itu menjadi contoh arsitektur Persia pada waktu itu, dengan halaman tengah persegi panjang, serta ruang musim panas dan musim dingin - pembagian untuk mengoptimalkan paparan sinar matahari langsung di musim dingin dan meminimalkannya di musim panas. Penangkap angin terletak di bagian musim panas.

Seringkali udara dingin dari penangkap angin dilewatkan sebuah ceruk di salah satu ruangan di lantai dasar, diturunkan melalui lubang ke zir-zamin (ruang bawah tanah), semacam kulkas tempat barang-barang yang mudah rusak disimpan.

(Foto: Shervin Abdolhamidi)

Di Rumah Lariha, saya merasa sedikit kedinginan ketika turun 38 langkah ke ruang bawah tanah yang disebut sardab (yang berarti 'air dingin' dalam bahasa Farsi), di mana air dari qanat (saluran bawah tanah untuk memindahkan air dari gunung ke kota-kota) akan mendinginkan udara yang masuk.

Seperti halnya qanat, yang telah sebagian besar usang oleh teknologi modern, penangkap angin adalah simbol masa lalu. Penggunaannya telah berkurang secara drastis akibat munculnya AC modern. Menurut Abbas Farroghi, penduduk kawasan bersejarah Lab-e Khandaq berusia 85 tahun, ada banyak tetangganya yang sudah meninggalkan rumah tradisional mereka demi apartemen modern.

"Rumah-rumah menjadi kosong, atau disewakan kepada imigran dan pekerja," katanya. "Situasi terbaik adalah ketika rumah dibeli oleh orang kaya dari Teheran atau Shiraz dan diubah menjadi hotel."

Nyonya Farrokhi, yang baru-baru ini menjual rumahnya di Kooche Hana dan pindah ke apartemen baru tak jauh dari situ, sering mengenang "masa lalu yang indah, di mana semua anak berkumpul dan duduk di bawah badgir, makan malam sambil bercanda." Rumah lamanya telah direnovasi dan sekarang berfungsi sebagai hotel tradisional bernama Royay Ghadim (yang berarti 'impian masa lalu').

"Kadang-kadang saya mengunjungi rumah saya," dia memberi tahu saya dengan senyum penuh nostalgia. "Kelihatannya bagus sekarang. Saya senang rumah itu dilestarikan. "

Kota Yazd menjadi situs Warisan Dunia Unesco pada tahun 2017, status yang memberikan insentif kuat untuk melestarikan arsitektur historisnya. Namun Farsad Ostadan, pemiilk biro perjalanan lokal, yakin bahwa ada lebih banyak hal yang bisa dilakukan.

"Beberapa tahun yang lalu, menjelang penerimaan sebagai situs Unesco, Cultural Heritage Institute mulai memberikan pinjaman. Jadi, orang-orang yang membeli rumah-rumah tua ini bisa merenovasinya menjadi hotel dan restoran dan melestarikannya," kata dia.

(Foto: Shervin Abdolhamidi)

"Tapi sekarang orang-orang harus menunggu selama bertahun-tahun (untuk menerima pinjaman). Sekarang pemerintah tidak punya uang untuk hal-hal ini."

Ostadan punya harapan besar untuk struktur bersejarah di kotanya- terutama penangkap angin. Dia mengenang hari-hari musim panas panjang yang dihabiskan di rumah kakeknya, berbaring-baring di bawah penangkap angin yang "sama bagusnya dengan AC yang kita miliki saat ini."

Dia melanjutkan, "Kita bahkan tidak tahu apa itu AC pada masa itu."

"Selama wisatawan terus datang, semuanya akan baik-baik saja," kata Ostadan, menjelaskan bahwa uang yang berasal dari pariwisata membuatnya bisa membayar renovasi dan pelestarian rumah-rumah tua.

"Mereka peduli dengan kota tua dan penangkap angin, dan kami pun peduli, jadi semoga kami bisa melestarikannya,".

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya