"Tanpa atribut pun orang sudah tahu dia calon presiden, lalu apalagi kepentingannya kalau bukan untuk pemilihan presiden," kata Tetty.
Menurut Tetty, para pelajar harus dibiarkan menentukan suaranya berdasarkan pertimbangan rasional. Ia menyebut kondisi itu sebagai penerapan pendidikan demokrasi yang didapat pelajar dari kurikulum pendidikan.
"Yang harus diajarkan, mereka memilih secara jujur dan adil, mengapa harus memilih salah satu dari calon presiden? Jadi ada pertimbangan yang relevan.
Belakangan, pasangan Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memang beberapa kali bersafari ke sejumlah pesantren.
Prabowo misalnya, berkeliling ke sejumlah pesantren di Pulau Jawa sejak September. Pada 1 Oktober lalu Prabowo mengunjungi Pesantren Attauhidiyyah di Tegal, sementara 7 Oktober lalu, ia bertemu tokoh Pesantren Asyafi'iyah di Sukabumi.
Maruf Amin pun melakukan hal serupa. Ia bahkan disebut mendirikan Pondok Pesantren An Nawawi Tanara di Serang. Puluhan tokoh pesantren di Jawa sebelumnya juga menyatakan dukungan mereka untuk Jokowi-Maruf.
Jokowi mengklaim telah mengunjungi berbagai pesantren, sedangkan Maruf sempat menjanjikan pembentukan Kementerian Pesantren jika memenangkan Pilpres 2019.
(Angkasa Yudhistira)