JAYAPURA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Purom Okiman Wenda telah melancarkan serangkaian aksi penyerangan di beberapa wilayah Kabupaten Lanny Jaya beberapa hari terakhir.
Sekretaris Desa Kabupaten Lanny Jaya, Christian Sohilait menegaskan pelanggaran HAM yang dilakukan kelompok ini karena telah mengekang hak hidup dan memperoleh fasilitas pemerintahan warga di sana. Pembangunan tidak berjalan baik, kegiatan belajar mengajar tidak berjalan baik, serta aktivitas perekonomian warga juga terganggu.
"Pelanggaran HAM terbesar itu ketika kelompok-kelompok TPN OPM ini ada di sana dan anak-anak saya bodoh, mereka terkena HIV AIDS kemudian mereka akan mati secara perlahan. Itu lebih dari pelanggaran HAM berat," tegas Christian kepada Okezone, Rabu (14/11/2018).
Dijelaskannya, selama keberadaan kelompok ini menguasai Towemalo, kampung yang berdekatan yakni Yalo dan Timonikime, masyarakatnya sangat menderita.
(Baca juga: Kejar KKB Purom Wenda, Kapolda Papua: Mereka Miliki Senjata Canggih)
Ia menyebut, gerombolan bersenjata ini kerap menganggu kenyamanan dan aktivitas masyarakat di sana.
"Mereka menganggu perempuan-perempuan disana, menganggu aktivitas sekolah. Karena gerombolan ini datang membawa senjata kesekolah. Guru-guru lari mencari aman," katanya.
Selain itu, mereka juga merampas dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan dana Desa. Ia menyebut meski angkanya tidak pasti, namun kelompok ini berkuasa di daerah tersebut.
(Baca juga: Polisi Tangkap 8 dari 13 Tersangka Kasus Pemerkosaan di Papua)
"Setiap ada dana bos itu mereka harus dapat jatah. Besarannya tidak pasti, mereka itu semua bisa kuasai. Sesuai kemauan mereka," tuturnya.
Ia pun berharap kepada pihak kepolisian dan TNI untuk memberantas kelompok KKB di wilayah tersebut.
"Kami mau aman, kami berkomitmen mau pembangunan. Mereka harus diberantas, kami tidak mau anak-anak kami disana bodoh. Mereka mau pembangunan itu harus masuk, sekolah berjalan baik dan lainnya. Kalau kondisinua begitu terus mereka disana akan terus tertinggal, sementara diwilayah lain sudah merasakan pembangunan," ucapnya dengan geram.
Sebelumnya, berdasarkan informasi Kapolda Papua, Irjen Drs. Martuani Sormin Siregar, M.Si menyebut guru-guru diwilayah Balingga dan sekitarnya diungsikan. Hal ini dilakukan untuk menjauhkan para tenaga didik ini dari gangguan KKB.
Pihak TNI Polri pun hingga saat ini masih melakukan upaya pengejaran dan penegakan hukum kepada kelompok yang telah melakukan serangkaian aksi penembakan hingga korban meninggal dunia. Memiliki senjata mesin canggih berupa Arsenal dan Minimi membuat aparat harus ekstra hati-hati dalam melakukan pengejaran.
(Awaludin)