JAKARTA - Sekira lima bulan lagi, Pemilu 2019 bakal berlangsung. Pilpres dan Pileg yang berlangsung serentak menimbulkan dilema bagi partai-partai politik (parpol) yang merasa tidak cukup terwakili dalam komposisi pasangan calon (paslon) presiden (capres) maupun wakil presiden (cawapres).
Temuan lembaga survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan bahwa dua partai utama pendukung paslon Jokowi-Ma’ruf berpotensi mendulang kenaikan suara, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Dibanding hasil Pileg 2014, PDIP mengalami kenaikan elektabilitas dari 19,0 persen menjadi 23,1 persen,” ungkap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran persnya yang diterima Okezone, Jumat (7/12/2018).
Sosok Jokowi yang lekat dengan citra PDI Perjuangan, kata Vivin, menjadi faktor utama untuk mengerek elektabilitas. Hal serupa dialami oleh PKB, di mana Kyai Ma’ruf sebagai cawapres yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) beririsan dengan basis tradisional PKB.
“PKB berpeluang menggeser Partai Demokrat dan menyodok ke posisi keempat, dengan elektabilitas 7,3 persen,” kata Vivin.
(Baca Juga: TKN Jokowi-Ma'ruf Akan Semakin Bekerja Optimal demi Target Menang 70%)
Di kubu paslon Prabowo-Sandi, coattail effect hanya dinikmati oleh Partai Gerindra, tanpa menular ke parpol pendukung lainnya. “Gerindra meraih elektabilitas 12,3 persen, berpeluang menggeser Partai Golkar yang terpaut tipis (12,8 persen) dengan memperhitungkan margin of error survei,” papar Vivin.