Setelah 15 Jam Perjalanan, Mbah Isti Korban Tsunami Selat Sunda Dimakamkan

Kuntadi, Jurnalis
Selasa 25 Desember 2018 10:51 WIB
Pemakaman Mbah Isti (Foto: Kuntadi)
Share :

KULONPROGO - Setelah melalui perjalanan darat selama 15 jam, jenazah Isti Widiasih (73) salah satu korban tsunami di Selat Sunda tiba di rumah duka yang terletak di Dukuh Seworan, Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kulonprogo, Yogyakarta dini hari tadi. Jenazah korban dimakamkan malam tadi setelah sesaat disemayamkan di rumah duka.

Korban merupakan salah satu korban meninggal dunia dalam musibah tsunami. Saat kejadian, ada enam orang keluarga besar dari Mbah Isti yang tengah berlibur di Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang yang mengikuti gathering Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Serang tempat Puji Astuti anaknya bekerja.

(Baca Juga: 20 Jenazah Korban Tsunami Banten Belum Teridentifikasi)

Akibat musibah ini, Puji, Arif Roikhan serta Ifa anaknya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Sedangkan, dua cucunya yang lain Hafiz dan Ramadhan hanya mengalami luka ringan.

Jasad Esti baru bisa diidentifikasi pada Senin 24 Desember 2018 setelah pihak keluarga mencari di rumah sakit. Saat itu, anggota keluarganya yang lain mengenali dan memastikan itu adalah jenazah Isti. Setelah dimandikan, jenazah ibu lima anak ini diberangkatlan ke Kulonprogo melalui jalur darat.

Lantaran kondisi arus lalu lintas yang padat, mobil ambulans yang membawa korban baru tiba di rumah duka pada dini hari tadi. Isak tangis dari keluarga yang ditinggalkan pecah begitu peti mati yang membawa korban diturunkan dari mobil.

(Baca Juga: Cari Korban Tsunami Banten, Tim SAR Gabungan Disebar ke 4 Titik)

Tidak lama jenazah ini disemayamkan di rumah duka untuk memberikan kesempatan warga sekitar yang ingin mensalatkan. Jenazah korban akhirnya dimakamkan di TPU Jogobayan, Seworan dini hari tadi.

"Sesuai rencana begitu tiba langsung kita salatkan dan dilanjutkan di pemakaman. Meski malam hari," terang Sigit Susetyo menantu korban.

Nenek Isti dikenal sebagai seorang ibu dan nenek yang baik kepada anak dan cucunya. Bahkan, dengan tetangganya dikenal peduli dan aktif dalam kegiatan di masyarakat. Keluarga tidak pernah memiliki firasat apapun akan musibah yang melanda keluarganya yang tengah berlibur.

"Tidak ada firasat, dia hanya pamit ingin berlibur. Di sana ada anak cucu yang bekerja," tambah Medi Santoso, anak dari korban.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya