Pantau Aktivitas Gunung Anak Krakatau, BMKG Kerahkan 6 Alat Seismograf

Harits Tryan Akhmad, Jurnalis
Rabu 26 Desember 2018 05:36 WIB
Gunung Anak Krakatau (foto: BNPB)
Share :

JAKARTA - Dalam rangka memantau Gunung Anak Krakatau Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengerahkan enam seismograf atau alat untuk mencatat gempa bumi di sekitar Gunung Anak Krakatau.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menyatakan bila enam seismograf yang mulai dioperasikan mulai hari ini itu berada tiga di wilayah Banten dan Lampung.

(Baca Juga: Cerita Pedagang Seafood Selamat dari Tsunami Banten: Saya Lari dan Langsung Naik ke Atas Tower) 

Nantinya, seismograf itu dikerahkan untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau yang masih cukup signifikan dan berpotensi bisa timbulkan longsor.

“Karena itu dengan seismograf yang dimiliki BMKG, dengan mengepung Gunung Anak Krakatau, diharapkan bisa mencatat kalau satu sensor mencatat itu setelah diatur dia akan mengeluarkan alarm," ujar Rahmat di Kantor BMKG, Jakarta, Selasa 25 Desember 2018 malam.

Rahmat berujar bila BMKG akan segera memberi peringatan dini tsunami bila seismograf mencatat getaran mencapai 3,4 sampai 3,5 magnitudo. Setelah dirasa aman sekitar satu jam peringatan dini tersebut akan dicabut.

"Kami berharap tidak menimbulkan kepanikan baru. Lebih baik kita berikan warning, syukur-syukur tidak terjadi tsunami. Kalau satu jam tidak ada tanda-tanda tsunami kami sampaikan bahwa warning tsunami dinyatakan berakhir," jelas dia.

Disisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin menjelaskan bila gempa berkisar 3,4 magnitudo itu bukanlah yang secara langsung menjadi pemicu tunggal tsunami di Selat Sunda.

"Kita hipotesa terbaik yang ada sekarang adalah pemicu tsunami ada longsoran lereng Gunung Anak Krakatau," bebernya.

Maka dari itu, Ridwan menghimbau bila ada gempa 3,4 kembali terjadi di krakatau namun tak ada material yang longsor dari Gunung Anak Krakatau maka kemungkinan tak ada tsunami.

"Jadi kalau pun dia 3,4 magnitudo, kalau material longsor sudah tidak ada, ya tidak ada (tsunami)," ungkap Ridwan

(Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Diguyur Hujan, BMKG Waspadai Potensi Tsunami) 

Maka dari itu, adanya tsunami itu di Selat Sunda lalu dipicu pergerakan lain, seperti tremor serta cuaca ekstrim.

"Jadi jangan dipegang seolah-olah kalau 3,4 maka akan ada tsunami, saya mau luruskan itu saja," tuturnya.

(Fiddy Anggriawan )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya