BPBD NTT Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Banjir, Longsor, dan Angin Kencang

Adi Rianghepat, Jurnalis
Rabu 23 Januari 2019 08:57 WIB
ilustrasi.
Share :

KUPANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai sekaligus siaga diri terhadap potensi bencana hidrometeorologi di tengah hujan lebat yang akan terus terjadi hingga akhir Januari 2019.

Kepala BPBD Provinsi NTT, Tini Thadeus mengungkapkan, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer pada 22 Januari 2019, terpantau masih terdapat aliran massa udara basah dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Jawa, Kalimantan, Bali, NTB hingga NTT. Bersamaan dengan itu, masih kuatnya monsun dingin Asia beserta hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi.

"Dari pantuan pergerakan angin BMKG mendeteksi adanya daerah pertemuan angin yang konsisten dalam beberapa hari terakhir memanjang dari wilayah Sumatera bagian Selatan, Laut Jawa, Jawa Timur, Bali, hingga NTB dan NTT," katanya.

Kondisi itu, kata dia akan mengakibatkan curah hujan tinggi hingga akhir Januari ini. Dengan demikian, tentu akan memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang, dan angin kencang yang meningkat.

"Kewaspadaan masyarakat menjadi keniscayaan menghadapi fenomena alam ini," katanya.

Koordinasi antardaerah terus dilakukan untuk menyediakan segala aksi penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut di daerah.

"Teman-teman di daerah terus siaga dan melakukan pemantauan lapangan untuk melakukan aksi-aksi yang diperlukan masyarakat," ucapnya.

Kepada masyarakat, kata Tini Thadeus, untuk proaktif membangun komunikasi dengan aparat setempat jika mengalami musibah atau mengetahui ada terdampak bencana di lokasi tempat tinggal. Hal ini agar bisa segera mendapat pertolongan demi meminimalkan jatuhnya korban.

"Jika penanggulangan dilakukan segera maka dimungkinkan akan mampu menekan jatuhnya korban. Makanya butuh koordinasi dan komunikasi yang terbuka apalagi daerah kita ini berpulau-pulau," katanya.

Sementara BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca dan kewaspadaan hujan lebat hingga akhir Januari 2019.

Secara khusus, BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di Jakarta tengah memonitor adanya tiga bibit badai tropis di dekat wilayah Indonesia. Salah satu bibit siklon yang saat ini berada di Laut Timor ( 94S) berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam 3 hari kedepan dan mengakibatkan potensi cuaca ekstrem berupa angin kencang yang dapat mencapai di atas 25 knot terjadi di wilayah Indonesia seperti Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

Melanjutkan imbauan yang telah dikeluarkan sebelumnya pada tanggal 16 Januari 2019, BMKG kembali mengimbau masyarakat tetap waspada dan siaga dalam menghadapi periode puncak musim hujan 2019. Khususnya akan dampak dari curah hujan tinggi yang akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang yang meningkat pada akhir Januari 2019.

Wilayah-wilayah yang berpotensi hujan lebat untuk periode 23-26 Januari 2019 antara lain Aceh, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selanjutnya Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat dan Papua.

Sedangkan wilayah-wilayah yang berpotensi hujan lebat untuk periode 27-30 Januari 2019 antara lain Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan NTB.

Selanjutnya Provinsi NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengara, Maluku, Papua Barat dan Provinsi Papua.

(Baca Juga : Waspada, Hujan Disertai Petir Akan Berlanjut di Sore Hari)

Tidak hanya hujan lebat, BMKG juga meminta masyarakat nelayan dan pesisir untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi 2,5 hingga 4,0 meter diperkirakan terjadi di perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Pulau Enggano hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian Selatan, perairan Selatan Banten Hingga Jawa Tengah, Samudra Hindia Barat Sumatra Hingga Jawa Tengah, Perairan Utara Kepulauan Anambas dan Laut Natuna, Laut Jawa bagian Tengah, Laut Bali, Perairan Selatan Baubau, Kepulauan Wakatobi, Laut Banda bagian Selatan, Perairan Kepulauan Sermata, Kepulauan Babar, Laut Arafuru bagian Barat. Selanjutnya potensi gelombang tinggi 4,0 hingga 6,0 meter diperkirakan terjadi di Laut Cina Selatan Dan Laut Natuna Utara, Perairan Utara Kepulauan Natuna, Laut Jawa bagian Timur hingga Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian Selatan, perairan Selatan Jawa Timur hingga Pulau Rote, Selat Bali hingga Selat Lombok, Selat Alas bagian Selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTT, Perairan Utara Flores, Perairan Kepulauan Sabalana, Kepulauan Selayar, Laut Flores, Laut Sawu dan Laut Timor selatan NTT.

(Baca Juga : Menteri Jonan: Mitigasi Bencana Harus Masuk Kurikulum Pendidikan)

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya