JAKARTA – Perayaan Valentine atau Hari Kasih Sayang pada setiap 14 Februari masih menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat Indonesia. Ada yang tak mempermasalahkan dirayakan, tapi ada juga yang menentang dengan alasan itu bukan bagian dari ajaran agama.
Valentine biasanya dirayakan dengan memberikan cokelat, mawar, kartu ucapan atau barang lain kepada pasangan sebagai tanda kasih sayang.
Lalu, seperti apa tanggapan masyarakat milenial terhadap masalah ini?
Nurfina Fitri Melina (20) alias Fina, mahasiswa tingkat akhir Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) tak mempermasalahkan perayaan Valentine.
“Hari Valentine itu kan perayaan tahunan yang dispesialin, jadi hari kasih sayang sama orang-orang dan menurut saya bebas seseorang mau merayakan hari itu atau enggak. Kalau saya sendiri enggak merayakan karena selain jomblo, terlepas dari hal agama,” katanya kepada Okezone, Kamis (14/2/2019).
Tapi, dia kurang setuju jika kasih sayang hanya dirayakan saat Valentine saja. “Hari kasih sayang enggak harus dispesialin di suatu hari. Hari Ibu pun menurut saya hari kasih sayang, atau di hari-hari biasa pun bisa,” ujarnya.