“Saya membawa satu kelinci keluar dan saya langsung dikerumuni,” katanya soal pertemuan dadakan dengan kelinci-kelinci itu.
Pada saat pameran di bulan Juli, Lambert suka mendengar anak-anaknya sendiri membagikan pengetahuan mereka tentang kelinci.
“Saya akan melihat sekeliling dan mendapati putri tertua saya memegang kelinci sehingga anak-anak lain dapat mengelusnya,” kata Lambert.
Atau Lambert akan mendengar putrinya bercerita tentang kelinci dengan orang-orang, yang datang dari Omaha ke suatu konser di Arlington dan tidak pernah memegang kelinci.
“Sangat menyenangkan melihatnya begitu bersemangat jika berbicara soal kelinci,”.
Sebagai seorang terapis kesehatan mental, Lambert menggunakan kelinci untuk mengajarkan keterampilan mengatasi masalah dengan kepala dingin.
“Orang sering lupa untuk mengambil napas panjang atau mereka begitu sibuk dengan hal-hal yang ada di kepala mereka sehingga sering tidak berada dalam beberapa momen dalam kehidupan nyata mereka,” katanya. “Kelinci membawamu ke momen itu. Jadi, alih-alih mengkhawatirkan segalanya – karena kita hidup di dunia yang penuh tekanan - mereka membuatmu berada di momen saat ini dan secara berulang-ulang orang-orang akan mengelus dan mencurahkan perhatian sepenuhnya pada kelinci itu dan menenangkan mereka.”
Dan kelinci itu lucu.
“Kadang mereka duduk dengan kaki belakang mereka dan membersihkan wajah dengan kaki depan - dan itu sangatlah menggemaskan sehingga kamu hanya akan tersenyum,” kata Lambert.
Hari-hari ini, kehidupan berjalan sangat cepat untuk Lambert dan keluarganya.
“Saya ingin berbagi kebahagiaan dengan kelinci,” katanya. “Orang-orang akan langsung merasa senang ketika melihat mereka.”
(Rachmat Fahzry)