Sampah di Bekasi Tak Diangkut 3 Bulan, Pemkot Sebut Alat Berat Rusak

Wijayakusuma, Jurnalis
Jum'at 03 Mei 2019 00:59 WIB
Share :

BEKASI - Kepala UPTD Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Ulfa Masrofah, menanggapi perihal penumpukan sampah yang berbulan-bulan dikeluhkan warga Kampung Jatikramat RT 02 RW 04, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Ulfa menampik adanya pembiaran sampah warga Kampung Jatikramat yang tidak diangkut selama 3 bulan, sebagaimana yang diberitakan. Ia menyebutkan bahwa sampah-sampah tersebut tetap diangkut setiap minggunya, hanya saja jangka waktunya lebih lama dari biasanya.

Meski demikian, ia mengakui adanya kendala yang dialami pihaknya dalam hal pengelolaan sampah warga Kota Bekasi. Hal ini disebabkan sejumlah alat berat yang rusak parah sehingga memperlambat proses pengelolaan sampah.

"Permasalahannya alat berat yang rusak karena diforsir kerjanya. Jadi mau bagaimana melakukan pelayanan kalau alat beratnya pada rusak. Semenjak saya di TPA sudah tiga bulan dan saya tanya ke staf juga, dari dulu permasalahannya itu-itu terus," kata Ulfa kepada Okezone di TPA Sumur Batu, Bantargebang, Kamis (2/5/3019).

Dari 10 alat berat yang dimiliki TPA Sumur Batu, Ulfa menyebutkan hanya 5 yang masih bisa beroperasi.

"Semua ada 10 alat operasional. Saat ini hanya 5 yang operasional, 3 ekskavator, 3 buldozer, 1 loder. Nah yang belum operasional yang rusak parah, 1 ekskavator long arm, 3 buldozer, 1 ekskavator Caterpillar," ujarnya.

Kesulitan Mencari Sparepart Alat Berat


Ulfa mengaku pihaknya kesulitan mencari sparepart untuk perbaikan mesin alat berat yang rusak, sehingga urung diperbaiki. Soal perbaikan pun pihaknya tidak pernah menggunakan jasa maintenance dari luar, dikarenakan tidak memiliki anggaran untuk itu.

"Bisa dibetulkan, ya bisa kalau ada sparepartnya. Ini kan sparepartnya susah. Terus misalkan yang satu sudah kita perbaiki, nanti ada lagi yang rusak karena kebanyakan diforsir, begitu terus," akunya.

"Kita juga tidak ada anggaran, makanya tidak pakai maintenance. Kebetulan anak-anak operator alat berat bisa perbaiki, udah pada pintar sendiri, otodidak lagi. Coba kalau harus bayar maintenance, belum dia kalau pakai jam dari sana ke sini, sementara alat kita lagi dibutuhkan. Bisa terhambat pelayanan, otomatis mobil ngantri," ucapnya.

Terkait masalah ini, Ulfa menegaskan telah berkoordinasi langsung dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi, Jumhana Lutfi. Ia pun menyarankan agar menanyakan langsung perihal tidak terangkutnya sampah warga kepada UPTD LH, sebagai pihak yang lebih berwenang di masing masing Kecamatan yang ada di Kota Bekasi.

"Jadi kalau untuk permasalahan kenapa sampai sampah di wilayah itu 3 bulan tak terangkat, konfirmasi langsung ke UPTD nya, di Jatiasih. Ya itu ke dia penanganannya, manajemennya dia. Ya sah-sah saja, jangan menyalahkan kesini (TPA Sumur Batu)," celetuknya.

Ulfa juga menampik adanya kendala pada zona di TPA Sumur Batu. "Untuk zona kita sudah memadai. Operasional kita lancar, ya semua pasti lancar. Terlepas dari itu, kita pun selalu berupaya memberikan pelayanan sebaik mungkin," tandasnya.

TPA Sumur Batu juga terkendala akses jalur operasional truk yang masih minim, sehingga menyebabkan antrian panjang truk yang ingin membongkar muatan setiap harinya. Seluruh muatan baru selesai dibongkar saat siang hari, dimana tidak terdapat lagi truk-truk sampah yang berderet mengantri.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya