Jumlah Golput di Pemilu 2019 Paling Rendah Sejak 2004

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Jum'at 03 Mei 2019 07:30 WIB
Ilustrasi (Foto: Dokumentasi Okezone)
Share :

"Terlihat di dukungan yang ada minoritas ini ke Jokowi, tetapi di PA 212 atau FPI lebih terhadap Prabowo sehingga kekhawatiran dari mereka, kalau misalnya mereka pergi tanpa nyoblos dulu nanti kelompok 212 yang akan memenangkan pertarungan ini," kata Adrian.

Pengaruh suara dari kelompok minoritas ini, menurut Adrian, signifikan mengingat basis mereka sekitar 10%; sementara selisih perolehan suara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga diperkirakan sekitar 11% atau 17 juta suara.

"Terlebih, ketika kita lihat data yang ada, hampir 80% kelompok minoritas ini dukungannya ke Jokowi, sehingga kalau mereka tidak datang (ke TPS) suara terhadap Jokowi akan tergerus. Memang tidak sampai mengalahkan Jokowi, tapi akan membuat selisihnya menjadi sangat tipis," imbuh Adrian.

Hasil sigi LSI menunjukkan Jokowi-Ma'ruf menang telak di basis suara kelompok minoritas non-Muslim yaitu Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Barat.

Sementara Prabowo-Sandiaga menang telak di basis suara pemilih Muslim: Jawa Barat, Banten, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Aceh, dan Riau.

Angka golput di pileg lebih besar


Hitung cepat LSI menemukan jumlah golput di pemilihan legislatif (pileg) jumlahnya lebih besar dari pilpres, yaitu 29,68%.

Adrian Sopa menyebut ini sebagai akibat pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang diadakan serentak. Menurut Adrian, masyarakat menganggap pilpres lebih penting, dan tidak terlalu memperhatikan siapa caleg yang bersaing.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya