Warga hanya mengetahui sejarah berdirinya masjid tersebut berdasarkan dari cerita secara turun temurun. Tugimin menjelaskan masjid merupakan masjid perdikan ketika Raja Pakubuwono masih berkuasa di Kerajaan Kartasura. Saat itu, ada sayembara bagi siapa pun yang bisa meredakan huru hara di sisi selatan keraton berhak mengelola tanah perdikan di Majasem.
Pangeran Ngurawan yang menjadi salah satu peserta sayembara sanggup menjalankan perintah raja untuk meredakan huru-huru. Oleh Pakubuwono, Pangeran Ngurawan berhak mengelola tanah perdikan yang lantas didirikan masjid. “Soal siapa Pangeran Nguwaran, kami juga belum mengetahui asal usulnya,” katanya.
Baca Juga: Kisah Masjid Tanpa Tembok di Karanganom Klaten
Nah, salah satu keunikan di masjid tersebut yakni ketika Salat Jumat digelar. Seusai azan berkumandang banyak warga berdatangan memandikan anak mereka di keran yang sumber airnya berasal dari sumur tua.
“Jadi jangan heran ketika jumatan di sini kemudian mendengar anak kecil menangis karena dimandikan,” kata Tugimin.