HONG KONG – Puluhan ribu demonstran memenuhi jalan-jalan penting di sekitar kantor pemerintahan Hong Kong pada Rabu untuk memprotes rancangan undangan-undangan (RUU) ekstradisi yang akan mengizinkan warga Hong Kong dikirim ke China untuk diadili. Aksi para demonstran itu menyebabkan kekacauan di sekitar lokasi unjuk rasa besar-besaran tersebut.
Ribuan pengunjuk rasa berdemo di dan sekitar Jalan Lung Wo, sebuah jalan arteri penting di dekat kantor-kantor Pejabat Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam. Ratusan polisi anti huru hara yang dikerahkan memperingatkan mereka untuk berhenti bergerak maju.
Beberapa pengunjuk rasa membangun barikade untuk memblokir lalu lintas di tengah kota yang menjadi pusat keuangan Asia itu, sementara banyak lainnya menentang seruan polisi untuk mundur. Suasana dan adegan tersebut mengingatkan warga Hong Kong pada demonstrasi pro-demokrasi yang mengguncang kota itu pada akhir 2014.
Pemerintah menyarankan para staf untuk menghindari perjalanan menggunakan mobil ke gedung-gedung pemerintah karena jalan terhalang. Demikian diwartakan Reuters, Rabu (12/6/2019).
Carrie Lam telah berjanji untuk terus maju dengan undang-undang ekstradisi yang kontroversial meskipun ada kekhawatiran mendalam di Hong Kong yang pada Minggu, memicu demonstrasi politik terbesar sejak penyerahannya dari Inggris ke pemerintah Cina pada 1997.
Demonstran dari berbagai spektrum masyarakat Hong Kong mulai bergabung dengan para demonstran pada Rabu pagi ketika bisnis di seluruh kota bersiap untuk melakukan pemogokan.
RUU yang telah menghasilkan pertentangan yang luar biasa luas di dalam dan luar negeri, dijadwalkan untuk debat putaran kedua di Dewan Legislatif pada Rabu. Dewan yang beranggotakan 70 kursi itu dikuasai oleh kubu mayoritas pro-Beijing, meski tidak jelas apakah debat itu akan berjalan sesuai rencana atau tidak.