Insiden di Teluk Oman dan Dinamika Hubungan AS-Iran

Opini, Jurnalis
Kamis 20 Juni 2019 07:38 WIB
(Foto: AFP/HO/IRIB)
Share :

Boikot terhadap produk Iran kembali diberlakukan AS dan sekutunya, dan baru-baru ini mencakup delapan negara pengimpor minyak Iran yang sebelumnya mendapat keringanan pengecualian sanksi. Salah satu dari delapan negara tersebut adalah China, yang memiliki hubungan baik dengan Iran. China bahkan dikabarkan telah membuat perjanjian jual beli senjata dan teknologi komunikasi secara terselubung dengan Iran sebagai siasat bertahan mereka terhadap sanski AS tersebut.

Masuknya China ke dalam percaturan geopolitik Timur Tengah melalui celah perdagangan tentu perlu mendapat perhatian. Jika AS dan para sekutunya dapat lebih melonggarkan ‘hukuman’ terhadap Iran serta menerapkan aturan main yang lebih fair, hal itu tentunya akan mengurangi potensi Iran untuk bermain mata dengan China maupun dengan negara lainnya. Pun demikian, jika China terlalu dalam memaksakan diri masuk ke pusaran Timur Tengah, dikhawatirkan akan semakin mempengaruhi kualitas hubungan AS-China yang tengah diuji melalui perang dagang yang turut berimbas pada naik-turunnya perekonomian global. Meski kedua negara adidaya tersebut sepakat untuk bertemu dan kembali bernegosiasi di ajang G20 di Jepang pekan depan, tidak ada jaminan bahwa perang dagang AS-China akan usai dalam waktu dekat.

Dengan mengalkulasi berbagai skenario dan kemungkinan tersebut, konflik terbuka AS dengan Iran bukanlah sebuah pilihan tepat. Selain terlalu prematur dan gegabah, tuduhan bertubi-tubi AS kepada Iran justru semakin memperpanjang catatan buruk relasi AS-Iran, dan sekaligus memprovokasi stabilitas keamanan kawasan. AS dan sekutunya sebaiknya menunggu investigasi independen atas insiden penyerangan kapal tanker di Teluk Oman. Jika memang ditemukan bukti yang memadai atas siapa saja pihak yang bertanggung jawab, hendaknya diambil tindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Bisa saja terdapat pihak ketiga di balik insiden yang mengambil keuntungan atas eskalasi konflik AS-Iran, atau kawasan Timur Tengah pada umumnya.

Alangkah baiknya jika tiap pihak yang terlibat menghindari provokasi lebih lanjut yang justru hanya akan memperkeruh situasi. Ketertiban dan keamanan kawasan tentunya harus menjadi agenda utama bagi semua pihak yang tengah berseteru di Timur Tengah.

Oleh: Dave Akbarshah Fikarno Laksono – Anggota Komisi I DPR RI

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya