Seiring berjalannya waktu, masyarakat juga mengenal program CSR. Bekerja sama dengan perbankan dan perguruan tinggin untuk mengembangkan fasilitas dan infrastruktur desa. Termasuk pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan pengembangan ekonomi masyarakat yang produktif.
“Dalam 10 tahun terakhir, banyak pencapaian yang telah terwujud. Antara lain memberi peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan tambahan, dan meningkatkan perekonomian tanpa meninggalkan desa. Lalu dapat mencegah arus urbanisasi untuk generasi muda, memberdayakan kelompok-kelompok perempuan dan menumbuhkan berbagai kegiatan ekonomi produktif,” bebernya.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Pedesaan dan Perkotaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Vitria Ariani menjelaskan, konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan menekankan empat prinsip. Yaitu layak secara ekonomi (economically feasible), berwawasan lingkungan (environmentally feasible), dapat diterima secara sosial (socially accepable), dan dapat diterapkan secara teknologi (technologically appropriate).
Prinsip Economically Feasible dilaksanakan secara efesien untuk dapat memberikan nilai manfaat ekonomi yang berarti. Baik bagi pembangunan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Prinsip Environmentally Feasible dilakukan dengan menjaga kelestarian lingkungan, alam maupun budaya.
“Untuk Prinsip Socially Accepable dilaksanakan agar memperhatikan nilai dan norma yang ada di masyarakat. Sementara Prinsip Technologically Appropriate dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan dapat diadopsi oleh masyarakat secara mudah,” urainya.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani menyatakan, Secara sederhana pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat diintegrasikan dalam tiga sasaran utama. Yaitu kualitas sumber daya lingkungan (alam dan budaya), kualitas hidup masyarakat setempat (sosial ekonomi), serta kualitas pengalaman berwisata (wisatawan).