SAMARINDA - Suku Dayak biasanya hanya dijumpai di pedalam hutan Kalimantan. Namun berbeda dengan suku Dayak Kenyah di Desa Pampang. Suku ini hanya ada di sekira 25 kilometer dari pusat Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Desa Pampang bisa dibilang bukan desa sembarangan, karena di daerah ini hidup satu suku bernama Dayak Kenyah yang sudah hidup selama puluhan tahun di desa ini.
Banyak cerita yang berkembang terkait asal-usul Suku Dayak Kenyah hingga tinggal di daerah yang masuk Kecamatan Samarinda tersebut. Desa Pampang konon berdiri dari hasil bermigrasinya suku Dayak Kenyah dari Apokayan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara pada tahun 1967.
Perpindahan suku ini melalui beberapa daerah, yakni Muara Wahau, Long Segar, Tabang, dan Long Iram di Kabupaten Kutai, hingga akhirnya mereka pun menetap di Desa Pampang dan mendirikan Rumah Lamin yang saat ini dikenal dengan Lamin Adat Pemung Tawai.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pun menetapkan Desa Pampang sebagai desa adat Dayak Kenyah pada tahun 1991.
Hasilnya, Desa Pampang kini jadi destinasi wisata budaya baru untuk banyak kalangan. Banyak wisatawan yang datang dari jauh hanya untuk bisa melihat keseharian suku Dayak kenyah. Di sini juga sering diselenggarakan tarian tradisional, menggunakan pakaian adat Dayak Kenyah, atau berfoto bersama penari dan tetua adat mereka.
Selain Desa Pampang sebagai destinasi wisata, Suku Dayak Kenyah juga sering memberikan penghargaan untuk tokoh berpengaruh sebagai keluarga mereka. Salah satunya yang terkenal adalah Mantan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selain Ahok, Mantan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Samarinda, Totok Mukarto juga mendapatkan gelar kehormatan dari masyarakat Dayak Kalimantan Timur. Totok Mukarto yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kantor di KSOP Kelas II Gresik, Jawa Timur mendapat Gelar Kehormatan dengan nama Kirip Paren Lung yang berarti penguasa muara yang dihormati.