Naik, yang telah tinggal di Malaysia selama sekitar tiga tahun, meminta maaf atas ucapannya tetapi bersikeras bahwa ia bukan rasis.
"Bukan niat saya untuk membuat marah individu atau komunitas," katanya dalam sebuah pernyataan mengutip Reuters, Selasa (20/8/2019).
"Itu bertentangan dengan prinsip dasar Islam, dan saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya yang tulus atas kesalahpahaman ini," kata Naik.
Naik diperbolehkan tinggal di Malaysia. Beberapa menteri menyerukan dia diusir setelah ceramah kontroversialnya dan setidaknya tujuh negara melarangnya berbicara di depan umum.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan pada Minggu (18/8) Naik bebas untuk berkhotbah tentang Islam tetapi tidak boleh berbicara tentang politik rasial Malaysia.
(Rachmat Fahzry)