WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghubungi Perdana Menteri Australia, Scott Morrison dan meminta bantuan untuk menginvestigasi asal mula penyelidikan Mueller yang memeriksa mengenai campur tangan Rusia dalam kemenangan Trump pada pemilihan 2016. Hal itu diungkap oleh seorang pejabat Australia di tengah penyelidikan pemakzulan yang tengah dihadapi Trump di negaranya.
Menurut laporan media Australia dan AS yang dilansir BBC, Morrison diminta untuk membantu menemukan bukti guna mendiskreditkan penyelidikan Mueller. Australia mengonfirmasi percakapan tersebut dan mengatakan bahwa PM Morrison setuju untuk membantu.
BACA JUGA: Penyelidik Sebut Trump Tak Berkonspirasi dengan Rusia saat Pemilu 2016
Trump sebelumnya telah dituduh menekan pemimpin Ukraina untuk menyelidiki saingan politiknya, Joe Biden, dalam panggilan telepon yang diungkapkan oleh whistleblower pekan lalu. Percakapan telepon itu mendorong kubu Demokrat di parlemen AS untuk meluncurkan proses pemakzulan dan pada Senin telah memanggil pengacara Trump, Rudy Giuliani untuk hadir di pengadilan.
Laporan yang beredar menyebutkan bahwa di Gedung Putih, transkrip percakapan telepon antara Morrison dan Trump terbatas pada sejumlah kecil pembantu presiden, yang bertentangan dengan protokol normal. Pembatasan yang sama juga dilaporkan diberlakukan pada percakapan dengan Presiden Ukraina Vlodymyr Zelenskiy.
Penasihat Khusus Departemen Kehakiman AS, Robert Mueller yang memimpin Penyelidikan Mueller. (Reuters)
Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa staf Gedung Putih berusaha untuk menyembunyikan rekaman pembicaraan presiden dengan para pemimpin asing tertentu.
Penyelidikan Mueller memeriksa apakah Trump berkolusi dengan Rusia dalam pemilihan presiden 2016. Temuan penyelidikan, yang dirilis pada April lalu, menetapkan bahwa kampanye Trump tidak berkonspirasi secara kriminal dengan Rusia untuk mempengaruhi pemilihan.
Tetapi temuan itu tidak membebaskan presiden dari kolusi, dan laporan Mueller menguraikan kasus obstruksi-keadilan yang luas terhadap Trump.
Penyelidikan membuat Trump marah, menyebutnya sebagai "perburuan penyihir". Pada Mei ia mengumumkan bahwa Jaksa Agung AS William Barr akan menyelidiki bagaimana penyelidikan Mueller itu bermula.
Media Australia melaporkan bahwa tak lama setelah itu, Duta Besar Australia untuk AS, Joe Hockey, menulis kepada Gedung Putih menawarkan bantuan dengan kajian apa pun.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, pemerintah Australia mengatakan "selalu siap untuk membantu dan bekerja sama dengan upaya-upaya yang membantu menjelaskan lebih lanjut tentang masalah yang sedang diselidiki".
"PM mengonfirmasi kesiapan ini lagi," kata pernyataan itu sebagaimana dilansir BBC.