WASHINGTON - Pejabat militer yang bersaksi dalam sidang penyelidikan pemakzulan Donald Trump merasa kaget dengan panggilan telepon Presiden AS kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang meminta penyelidikan kepada Joe Biden, pesaing Trump untuk Pilpres AS 2020.
Letkol Alexander Vindman mengatakan kepada Kongres AS bahwa Presiden Donald Trump membuat tuntutan politik "tidak pantas" kepada Presiden Ukraina. Ia menilai sikap tersebut tidak pantas
"Aku tidak percaya apa yang kudengar," kata Kolonel Vindman mengutip BBC, Rabu (20/11/2019).
Persidangan dilakukan untuk menyelidiki apakah Trump menyalahgunakan kekuasaan presidennya.
Kolonel Vindman merupakan seorang veteran perang Irak yang bertugas di Dewan Keamanan Nasional AS (NSC). Ia memberikan kesaksian dengan mengenakan seragam militernya.
Baca juga: Dua Diplomat Bersaksi Dalam Sidang Terbuka Penyelidikan Pemakzulan Donald Trump
Baca juga: Faksi Republik Rencanakan Pembelaan Kuat Menentang Pemakzulan Donald Trump
Ketika dia memberikan kesakasiannya, Kolonel Vindman diserang oleh akun resmi Twitter Gedung Putih, yang memposting kutipan kritis dari mantan bosnya di NSC yang mempertanyakan penilaiannya.
Anggota Kongres Republik menekan Kolonel Vindman atas pernyataan itu dan mempertanyakan kesetiaannya kepada AS serta menanyakan saat pejabat Ukraina mendekatinya untuk menjadi menteri pertahanan negara itu.
"Saya selalu menolaknya," kata Kolonel Vindman. "Aku orang Amerika."
Sidang pemakzulan adalah upaya Demokrat untuk memastikan apakah Trump menahan bantuan militer AS ke Ukraina untuk menekan Presiden Zelensky, agar melakukan penyelidikan dugaan korupsi Joe Biden.
Jika presiden akan dimakzulkan oleh suara mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat, ia akan menghadapi persidangan di Senat yang dapat mengeluarkannya dari kantor, namun Senat didominasi Partai Republik, partai pendukung Trump.
Kolonel Vindman mengatakan kepada komite intelijen DPR AS bahwa ia prihatin dengan tuntutan presiden untuk menyelidiki Biden.
"Itu mungkin merupakan elemen kejutan, dalam hal tertentu, ketakutan terburuk saya tentang bagaimana kebijakan Ukraina kami bisa dimainkan," katanya.
"Tidak pantas bagi presiden untuk meminta-minta penyelidikan terhadap lawan politik, terutama [dari] kekuatan asing di mana ada kepercayaan yang meragukan bahwa ini akan menjadi penyelidikan yang sepenuhnya tidak memihak dan bahwa ini akan memiliki implikasi yang signifikan jika itu menjadi pengetahuan umum," kata Kolonel Vindmandalam sidang.
Akun Twitter resmi Gedung Putih digunakan di seluruh persidangan untuk menyerang Kolonel Vindman dan penyelidikan secara real time, me-retweet tagar termasuk #ShamImpeachment dan #ParodyImpeachment.
Kolonel Vindman adalah salah satu di antara para pejabat AS yang mendengarkan panggilan pada 25 Juli antara Trump dan Zelensky. Dia adalah veteran perang Irak yang didekorasi yang lahir di Ukraina. Keluarganya pindah dari Uni Soviet ke AS 40 tahun yang lalu.
(Rachmat Fahzry)