BENGKULU - Tim Forensik Mabes Polri dan Polda Sumatera Selatan melakukan autopsi terhadap jenazah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu (Unib), Wina Mardiani (20). Ditemukan ada luka bekas jeratan menggunakan nilon di leher korban dan lidahnya patah.
Kasat Reskrim Polres Kota Bengkulu, AKP Indramawan Kusuma menjelaskan, lidah korban patah dengan posisi menjulur dan tergigit. ''Ada bekas jeratan di bagian leher. Dijerat menggunakan tali nilon, lidah korban patah,'' ujar Indramawan di ruangan kerjanya, Selasa (10/12/2019).
Autopsi dilakukan tim Forensik Mabes Polri dan Polda Sumatera Selatan pada Senin 9 Desember 2019 sekira pukul 10.01 WIB hingga pukul 13.01 WIB.
Sementara jenazah korban masih mengenakan baju dan hijab berwarna pink, celana pendek di atas tumit berwarna hitam dan mengenakan dalaman. Wina pun diketahui sudah meninggal lima hari sebelum akhirnya ditemukan jasadnya.
Baca Juga: Polisi Tangkap 2 Orang Diduga Terlibat Pembunuhan Mahasiswi Bengkulu
Indramawan menambahkan, banyak versi dalam kejadian yang menimpa anak pertama dari tiga bersaudara ini. Mulai dari dugaan pembunuhan berencana, perbuatan asusila, dan pencurian sepeda motor.
Namun, kata Indramawan, pihaknya masih mendalami kasus yang dialami perempuan kelahiran Desa Medan Jaya, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, 23 Maret 2019 ini. Di mana, Satreskrim telah meminta keterangan 18 saksi.
''Dalam kejadian ini ada dugaan perbuatan pembunuhan, asusila dan pencurian,'' ujar Indramawan.
Terduga pelaku pembunuhan Wina diduga lebih dari satu orang. Setiap terduga pelaku yang dicurigai memiliki peran masing-masing dalam melancarkan aksi dugaan pembunuhan tersebut.
''Terduga pelaku pembunuhan korban (Wina) yang dicurigai bisa lebih dari satu orang,'' kata Indramawan.
Seperti diketahui, Wina Mardiani (20) ditemukan meninggal dunia, Minggu 8 Desember 2019 sekira pukul 17.06 WIB. Perempuan kelahiran Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, 23 Maret 1999 itu ditemukan tidak bernyawa tak jauh dari tempat kosnya atau sekira 100 meter. Tepatnya, di areal rawa perkebunan sawit bekas areal persawahan.
Baca Juga: Saat Terkubur dengan Kaki Terikat, Mahasiswi Asal Bengkulu Kenakan Hijab dan Baju