Wabah Virus Korona Belum Usai, China Terancam Serangan Kawanan Belalang dari Afrika

Rachmat Fahzry, Jurnalis
Senin 24 Februari 2020 19:04 WIB
Kawanan belalang di salah satu desa di Yaman. (Foto/FAO)
Share :

Menurut FAO, jika kenaikan jumlah belalang saat ini tidak dikendalikan, hal itu berpotensi dapat berubah menjadi wabah, menempatkan situasi ketahanan pangan yang rapuh di wilayah itu pada risiko yang lebih besar.

Zhang memperingatkan bahwa belalang padang pasir dapat menjadi ancaman bagi ketahanan pangan China jika spesies itu tidak dikontrol dengan baik dan tinggal di pedalaman China untuk berkembang biak.

"Sistem pencegahan dan perawatan belalang kami saat ini mampu mengendalikan kemungkinan invasi ke China. Tetapi pemantauan waktu nyata, obat-obatan yang memadai dan peralatan aplikasi pestisida serta staf terlatih dan koordinasi lintas wilayah oleh pemerintah pusat harus ditempatkan terlebih dahulu," lanjutnya.

Dia juga menyerukan kerja sama antara China Pakistan, India dan Nepal untuk membantu mencegah bencana belalang serta berbagi informasi terbaru tentang migrasi kawanan belalang.

Ada lebih dari 1.000 jenis belalang di China, termasuk lebih dari 50 jenis belalang yang dapat menyebabkan bencana dan telah menjadi ancaman serius bagi produksi biji-bijian dan padang rumput, menurut Zhang.

China telah membentuk mekanisme pencegahan dan pengendalian respons belalang yang matang dan telah membentuk sistem pemantauan dan peringatan dini belalang empat tingkat nasional.

Berdasarkan pengalaman China, Zhang menyarankan bahwa kontrol belalang di negara-negara Afrika harus dirancang dengan hati-hati dan mengadopsi lebih banyak teknologi dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dia menyarankan agar daerah yang diserbu belalang diperlakukan secara ilmiah dengan metode berbeda berdasarkan kondisinya.

"Belalang gurun biasanya merusak padang rumput, ekosistem yang lebih rapuh seperti hutan atau gunung. Setiap anggota dalam rantai ekologi padang rumput sangat penting," kata Zhang.

Dia mengatakan pestisida kimia harus menjadi pilihan terakhir karena akan menyebabkan kerusakan permanen pada ekosistem padang rumput secara keseluruhan.

(Rachmat Fahzry)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya