"Diketahui jumlah kematian babi secara mendadak terbanyak adalah di Wini, Kecamatan Insana Utara," ungkapnya.
Sampel darah yang diambil oleh tim dokter hewan dari Dinas Peternakan NTT berasal dari delapan peternakan babi dengan jumlah 20 ekor. Nantinya sampel darah itu dikirim ke Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara, untuk diteliti.
Kuat dugaan wabah tersebut disebabkan virus ASF atau demam babi afrika. Sejumlah babi ternak yang dilaporkan mati menunjukkan gejala sama yakni demam tinggi, muntah, diare, munculnya bintik-bintik perdarahan (eritema) di kulit atau daun telinga babi, kehilangan nafsu makan, hingga kematian.
(Hantoro)