Meskipun Haftar telah lama menjadi penguasa de facto Libya timur, kekuasaan secara nominal dipegang oleh pemerintahan sipil. Benghazi adalah rumah bagi lembaga negara paralel, serta parlemen nasional.
GNA berada di bawah Dewan Presidensi beranggotakan tiga orang, yang didirikan pada 2015 dalam perjanjian politik yang bertujuan mengakhiri kekacauan dan perpecahan yang telah berlangsung sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan Muammar Gaddafi.
Pekan lalu Haftar mengatakan bahwa perjanjian itu telah gagal.
Mohammed Ali Abdallah, seorang penasihat GNA mengatakan, dalam sebuah pernyataan: "Haftar sekali lagi mengungkap niat otoriternya ke dunia. Dia tidak lagi berusaha menyembunyikan penghinaannya atas solusi politik dan demokrasi di Libya".
(Rahman Asmardika)