Dalam pidatonya, Pemimpin Korea Utara mengatakan bahwa negara itu akan terus membangun kekuatannya untuk pertahanan nasional dan mencegah perang. Dia juga menyatakan bahwa rudal-rudal Korea Utara tidak ditujukan untuk menyerang negara manapun, tetapi untuk “menghukum” pihak-pihak yang membahayakan keselamatan negara terisolasi itu.
"Jika ada kekuatan yang membahayakan keselamatan bangsa kami, kami akan sepenuhnya memobilisasi kekuatan ofensif terkuat dengan cara pre-emptive untuk menghukum mereka," kata Kim.
Presiden AS Donald Trump yang telah berusaha mencapai denuklirisasi di Korea Utara melalui serangkaian pembicaraan dengan Kim dilaporkan marah dengan dipamerkannya rudal nuklir baru itu, di saat Pyongyang seharusnya bergerak ke arah pelucutan senjata.
Seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Vox bahwa Trump "sangat kecewa" pada Kim Jong-un dan mengungkapkan kekecewaannya kepada beberapa pejabat Gedung Putih.
Biro berita Korea Selatan Yonhap melaporkan pada Sabtu bahwa AS sedang dalam pembicaraan dengan sekutu-sekutunya di Asia untuk menyelidiki parade militer tersebut.
(Rahman Asmardika)