"Anda harus yakin bahwa suara Anda dihitung," kata Wray. "Klaim awal yang tidak diverifikasi yang bertentangan harus dilihat dengan skeptisisme yang sehat."
Para pejabat tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana data pemilih diperoleh atau apa yang mungkin dilakukan Rusia dengan informasi tersebut.
Pada 2016 Badan intelijen AS menyimpulkan bahwa peretas yang didukung Kremlin berada di belakang upaya untuk merusak pencalonan presiden Hillary Clinton, menggunakan serangan dunia maya dan berita palsu yang ditanam di media sosial.
Iran belum berhasil meretas sistem AS.
Email tersebut dialamatkan ke pemilih Demokrat terdaftar di beberapa negara bagian, termasuk medan pertempuran utama Florida, dan mendesak mereka untuk memilih Trump, atau menerima akibatnya.
"Anda akan memilih Trump pada Hari Pemilu atau kami akan mengejar Anda," kata email tersebut, menurut laporan media AS.
"Ubah afiliasi partai Anda menjadi Republik untuk memberi tahu kami bahwa Anda telah menerima pesan kami dan akan mematuhinya."
Hingga Rabu (21/10/2020), lebih dari 40 juta warga Amerika telah memberikan suaranya lebih awal dalam pemilihan presiden antara Trump dan Demokrat Joe Biden.
(Rahman Asmardika)