Namun, tidak ada bukti kecurangan yang ditemukan. Dalam wawancara dengan Associated Press, Barr menolak klaim yang diajukan mantan pengacara tim kampanye Trump, Sidney Powell dan lainnya bahwa sistem pemilu telah dicurangi dan entah bagaimana mengubah jutaan suara dari Biden ke Trump.
“Ada satu pernyataan yang merupakan penipuan sistemik, dan itu akan menjadi klaim bahwa mesin-mesin pada dasarnya diprogram untuk mengubah hasil pemilu,” ujar Barr.
“Dan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Departemen Kehakiman telah memeriksanya, dan sejauh ini kami belum melihat apa pun untuk mendukungnya.”
Sylvia Albert, Direktur Urusan Pemungutan Suara dan Pemilu di Common Sense, sebuah kelompok pemerhati pemilu, mengatakan pernyataan Barr bahwa Departemen Kehakiman tidak menemukan bukti substantif kecurangan pemilu presiden dapat membuatnya menjadi sasaran Trump.
Trump pada minggu lalu memecat Direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur Chris Krebs setelah Krebs mengatakan bahwa pemilu presiden 3 November adalah yang paling aman dalam sejarah Amerika.
“Presiden tampaknya memecat siapa pun yang menyampaikan fakta yang tidak disetujuinya,” ujar Albert.
Dalam kajian tentang pemilu presiden 3 November, Common Sense mengatakan pihaknya telah menemukan masalah-masalah yang umumnya terjadi pada hari pemilu seperti tidak berfungsinya mesin dan antrean yang panjang, tetapi tidak ada bukti telah terjadinya kecurangan.
(Angkasa Yudhistira)