TEHERAN – Pemerintah Iran pada Senin (7/12/2020) menyatakan senang karena Amerika Serikat (AS) memahami pesan Teheran dan mengubah perilaku di Teluk Persia. Komentar itu disampaikan setelah seorang pejabat tinggi Angkatan Laut AS di wilayah tersebut mengatakan pasukannya akan menahan diri.
“Kami senang Amerika memahami pesan tersebut dan mengubah perilaku menjadi lebih terhormat,'' kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh kepada wartawan sebagaimana dilansir VOA. Ia mengatakan militer AS adalah “sumber utama ketegangan'' di kawasan itu dan pasukan Iran selalu bertindak profesional.
BACA JUGA: Kapal Induk AS Bergerak ke Teluk Persia Setelah Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Ada Apa?
“Sayangnya, AS sering melakukan pendekatan tidak profesional terhadap Angkatan Laut Iran,'' katanya.
Khatibzadeh mengeluarkan pernyataan itu untuk menanggapi pernyataan Laksamana Madya AS Sam Paparo, yang disampaikan pada sebuah konferensi di Bahrain pada Minggu (6/12/2020).
Paparo, yang mengawasi Armada ke-5 Angkatan Laut yang berbasis di Bahrain, mengatakan kedua belah pihak telah mengambil sikap menahan diri meski tidak mudah, dan bahwa ia menghormati angkatan laut reguler Iran dan angkatan laut Garda Revolusi.
BACA JUGA: Iran Klaim Miliki "Kota Rudal" Bawah Tanah di Sepanjang Pantai Teluk Persia
Ketegangan antara kedua negara masih tinggi terkait program nuklir Iran setelah Presiden Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia, dan menjatuhkan sejumlah sanksi berat terhadap Iran.
Pembunuhan jenderal tertinggi Iran dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada Januari mendorong kedua negara ke ambang perang, setelah Iran menanggapi serangan itu dengan serangan misil terhadap pasukan AS.
Angkatan Laut AS secara rutin terlibat dalam ketegangan dengan Garda Revolusi Iran akhir-akhir ini. Kapal-kapal Garda itu sering menguntit kapal-kapal perang Amerika di Teluk Persia. Pasukan khusus Iran ini juga sering melakukan unjuk kekuatan dengan menggelar latihan dengan senapan mesin dan misil di hadapan pasukan AS.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran juga menyita sejumlah kapal tanker minyak dan dituding bertanggung jawab atas serangkaian ledakan ranjau limpet yang menarget kapal-kapal tanker. Teheran membantah terlibat, tetapi anggota Garda Revolusi terpantau kamera sedang mengambil ranjau-ranjau yang tidak meledak dari sebuah kapal tanker.
Dalam beberapa hari terakhir, sebuah ranjau menghantam sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Arab Saudi, sementara sebuah kapal kargo dekat Yaman diserang. Kecurigaan langsung jatuh pada kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman, namun sejauh ini belum ada komentar dari Houthi terkait serangan tersebut.
(Rahman Asmardika)