SETELAH kembali ke Moskow untuk pertama kalinya sejak diracun tahun lalu, politikus oposisi Rusia Alexei Navalny ditahan selama 30.
Navalny (44) ditahan tak lama setelah pesawat yang membawanya dari Jerman mendarat di Moskow Minggu (17/1/2021).
Jaksa mengatakan, Navalny melanggar aturan pembebasan bersyarat hukuman percobaan atas penggelapan yang ia katakan bertujuan politik.
Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa menuntut pembebasan Navalny, menyusul penahanannya saat mendarat di Moskow dari Jerman, lima bulan setelah dia hampir terbunuh akibat serangan racun saraf.
Meskipun menyerukan pengkritik Presiden Putin itu dibebaskan, baik Amerika Serikat (AS) maupun negara-negara Eropa tidak sampai mengeluarkan ancaman untuk menerapkan sanksi.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan pihak berwenang Rusia berusaha membungkam para penentangnya.
"Para pemimpin politik yang percaya diri tidak takut akan suara-suara penentangan, dan juga tidak melakukan kekerasan atau menahan saingan politik tanpa landasan," kata Pompeo.
Sementara penasihat keamanan nasional presiden terpilih AS Joe Biden juga mendesak pembebasan Navalny.
"Serangan Kremlin terhadap Navalny bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia, tetapi penghinaan terhadap orang-orang Rusia yang ingin suara mereka didengar," kata Jake Sullivan.
Suara keras juga disampaikan oleh negara-negara Uni Eropa, termasuk Prancis, Italia dan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, untuk menuntut pembebasan Navalny.
Dalam pernyataannya, pemerintah Inggris mengatakan "sangat khawatir" dengan penahanan Navalny.
"Daripada mempersekusi korban kejahatan keji, pihak berwenang Rusia seharusnya menyelidiki bagaimana senjata kimia digunakan di wilayah Rusia,"tambah keterangan pemerintah Inggris.
Tuntutan-tuntutan itu dikeluarkan sesudah Navalni dibawa polisi saat pemeriksaan paspor di Bandara Sheremetyevo pada Minggu (17/1/2021).
Ribuan orang telah berkumpul di bandara lain di Moskow untuk menyambut kedatangannya dari Berlin, Jerman tetapi pesawat itu dialihkan.
Navalny menuding pihak berwenang Rusia bertanggung jawab atas serangan terhadapnya tahun lalu. Kremlin membantah tudingan itu.
Baca Juga : Pulang dari Jerman, Politikus Pengkritik Putin Ditangkap di Bandara Moskow
Tuduhan politisi oposisi itu didukung oleh laporan dari jurnalis-jurnalis investigasi.