Feng Chongyi, seorang profesor studi China kontemporer di Universitas Teknologi Australia Sydney, mengatakan Partai Komunis China (PKC) telah melakukan perang ideologi dengan demokrasi liberal Barat selama bertahun-tahun. Jadi, tidak mengherankan jika Beijing menyoroti masalah masyarakat Amerika yang terungkap pada insiden 6 Januari.
Namun, pendekatan tersebut bisa menjadi bumerang karena "insiden besar seperti kerusuhan di Capitol sekalipun tidak bisa menghentikan transfer kekuasaan secara damai," kata Feng.
(Baca juga: Militer Afsel Akhiri Larangan Berhijab bagi Tentara Muslim)
“Itu menunjukkan bagaimana politik multipartai dan demokrasi bisa memperbaiknya. Jadi ini adalah perspektif yang mengancam kekuasaan PKC,” lanjutnya.
Diskusi dan opini tentang Electoral College telah berkembang luas di media AS sejak pemilu 2016 di mana Hillary Clinton dari Partai Demokrat memenangkan suara terbanyak. Namun Donald Trump dari Partai Republik memenangkan Electoral College yang menjadikan Trump sebagai presiden. Hal baru dari propagada tersebut adalah penghinaan Beijing terhadap Electoral College serta upaya kuat yang dilakukan untuk menggambarkan kemerosotan demokrasi AS setelah kerusuhan 6 Januari.
(Susi Susanti)