“Hujan deras menyebabkan banjir yang mengakibatkan genangan air yang besar sehingga nyamuk betina bertelur,” terang Peneliti di Center for Parasitological and Vector Studies (CEPAVE) Juan Jose Garcia, kepada media lokal.
Dia mengatakan hal ini sering mengakibatkan lahirnya 'sejumlah besar' serangga yang 'menyerang kota'.
Meski jumlah serangga sangat banyak, Garcia mengatakan nyamuk-nyamuk ini tidak menimbulkan ancaman bagi manusia tetapi berpotensi mengganggu aktivitas pertanian.
Karena itu, dia menjelaskan tidak perlu ada tindakan yang diperlukan untuk menangani serangga dalam jumlah besar.
Namun dia menyarankan agar orang-orang perlu mengawasi dalam 15 hari ke depan. Setelah jangka waktu ini, serangga akan mulai mati.
(Baca juga: FBI Selidiki Penampakan UFO Usai Terima Laporan Maskapai Penerbangan)