Sheikh Sameeg Norodien, salah satu pendiri sesi zikir Manenberg, menyiapkan sepanci makanan untuk para umat.
Di Cape Town, orang-orang akan diberi kue atau sesuatu yang manis untuk dimakan - yang dikenal sebagai "niyaz" - setelah pertemuan.
Namun, oleh karena Manenberg adalah komunitas yang miskin, para umat diberi makanan hangat setelah zikir.
Manenberg dinyatakan sebagai "zona bahaya merah" oleh pihak berwenang pada pertengahan 2015 dan selama beberapa bulan ambulans tidak dapat memasuki daerah tersebut kecuali dikawal oleh polisi.
Namun, para gangster di daerah tertentu kini sering membantu para ulama meletakkan sajadah di awal ibadah, kata Sheikh Isaacs.
"Ada periode tertentu antara 2018 dan 2019, saat-saat kejahatan di Manenberg menurun selama kami mengadakan program zikir," katanya.
Para penyelenggara telah menerima penghargaan dari polisi di Manenberg untuk peran mereka melaksanakan zikir.
Tujuan jangka pendek dari ritual ini adalah untuk membawa kedamaian, ketenangan dan kedamaian ke perkampungan, tujuan jangka panjang mereka adalah untuk meningkatkan hubungan dengan otoritas terkait demi membersihkan wilayah itu dari narkoba dan kekerasan geng.
Anak-anak diperingatkan tentang dampak narkoba dan didorong untuk mengikuti sesi zikir dengan harapan mereka tidak bergabung dengan kelompok gangster dan pengedar narkoba.
Komunitas Kristen dikatakan sangat menghormati sesi zikir dan penyelenggara berharap untuk menunjukkan bahwa Muslim adalah orang yang tenang dan tanpa kekerasan.
Tamu undangan atau cendekiawan diundang untuk berbicara setiap hari Kamis. Di sini terlihat Syekh Hasan Pandy berbicara tentang pentingnya ibu.
Pembicara tamu menggunakan pengeras suara, sehingga suara pesan mereka - yang mencakup topik dari kesetaraan gender hingga penyalahgunaan narkoba - dapat didengar oleh orang lain.
Penyelenggara mencoba dan mendapatkan seorang pendeta Kristen sebagai pembicara tamu dalam beberapa sesi.
"Zikir telah membuat ketenangan di Manenberg," kata Sheikh Isaacs.
"Kami hanya melakukannya seminggu sekali. Jika kami bisa menyelenggarakan program zikir setiap hari, itu akan memiliki efek yang luar biasa, tetapi karena alasan logistik kami tidak bisa,” lanjutnya.
(Susi Susanti)