PBB: Hari Paling Berdarah di Myanmar, 50 Orang Tewas, Aparat Gunakan Peluru Tajam

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 04 Maret 2021 06:53 WIB
aksi demonstrasi anti-kudet militer di Myanmar (Foto: Reuters)
Share :

  • 'Mereka baru saja keluar dan mulai menembak'

Sementara itu, setidaknya enam orang dilaporkan ditembak mati selama protes di Monywa di wilayah tengah Myanmar.

Seorang jurnalis lokal mengatakan kepada Reuters, sedikitnya 30 orang lainnya terluka dalam kerusuhan itu.

Seorang relawan medis mengatakan kepada kantor berita AFP di Myingyan, sedikitnya 10 orang terluka. "Mereka menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam," ujarnya.

"Mereka tidak menyemprot kami dengan meriam air, [tidak ada] peringatan agar bubar, mereka hanya menembakkan senjata," kata seorang pengunjuk rasa di kota itu kepada Reuters.

Di Mandalay, seorang mahasiswa pengunjuk rasa mengatakan kepada BBC bahwa para sejumlah demonstran tewas di dekat rumahnya.

"Saya kira sekitar jam 10 pagi atau 10:30, polisi dan tentara datang ke daerah itu dan kemudian mereka mulai menembaki warga sipil. Mereka tidak memberikan peringatan apapun kepada warga sipil,” ungkapnya.

"Mereka baru saja keluar dan mulai menembak. Mereka menggunakan peluru karet tetapi mereka juga menggunakan peluru tajam untuk membunuh warga sipil dengan cara kekerasan,” terangnya.

Sejauh ini pihak Militer belum mengomentari tentang adanya laporan kematian.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya