Laporan sebelumnya menyebutkan setidaknya 11 orang tewas dalam rangkaian bentrokan berdarah antara aparat keamanan dan demonstran yang menentang kudeta militer di Myanmar, hari Rabu (03/03).
Kematian dilaporkan - namun belum dapat dipastikan - di Mandalay, Monywa dan Myingyan.
Para saksi mata mengatakan tentara melepaskan tembakan tanpa peringatan.
Unggahan di media sosial menunjukkan seorang anak laki berusia 14 tahun meninggal karena luka tembak. Satu orang dilaporkan meninggal di kota terbesar Yangon.
Unjuk rasa dibubarkan dengan menggunakan tembakan gas air mata.
Seruan untuk menahan diri dari negara-negara tetangga Myanmar dan pemerintahan lain tampaknya tidak diindahkan oleh pemerintah militer.
Menurut wartawan BBC untuk Asia Tenggara, Jonathan Head, banyak korban mengalami luka di bagian kepala dan dada dan mereka yang meninggal menunjukkan tentara dan polisi menembak untuk membunuh.
Adapun dua korban meninggal adalah remaja.Polisi mengumpulkan warga di salah atu wilayah di Yangon dan meminta mereka berbaris dengan tangan diangkat, dan diangkut dengan truk.
Sejumlah video menunjukkan polisi memukul mereka yang ditangkap.
(Susi Susanti)