Shamsadani juga mengingatkan kekebalan hukum polisi dan militer yang diberi wewenang untuk menggunakan kekuatan mematikan ini sangat memprihatinkan dan harus segera diakhiri.
“Kami sangat khawatir bahwa pembunuhan terbaru ini menunjukkan eskalasi kekerasan, intimidasi, dan pelecehan, serta adalah upaya “menandai” para pembela HAM. Kita tahu sejarah advokasi HAM dimana para aktivis ditarget atau dituduh sebagai anggota dari sayap bersenjata Partai Komunis di Filipina," ujarnya.
(Baca juga: Sri Lanka Akan Larang Burqa Secara Permanen)
Kepala kantor HAM PBB Michele Bachelet pada Juni telah memperingatkan bahaya pemberian label publik seperti itu, dan perlunya para pembela HAM, jurnalis, dan kelompok lain dilindungi.
Namun, menurut, Shamdasani, seruan Bachelet tidak dipedulikan, dan puluhan aktivis, dan beberapa jurnalis telah ditangkap, diintimidasi, dan dilecehkan sejak itu.
(Susi Susanti)