"Mungkin, ada kelompok (sayap-kanan) main hakim sendiri di pengadilan,” lanjutnya.
Waktu terus bergulir. Pasangan beda agama ini memutuskan untuk lari. "Saya ingin bersama Ayesha. Kami tak punya pilihan lain," tambahnya.
Pada 22 Januari lalu, mereka tiba di Delhi dengan harapan bisa menikah. Mereka mengatakan, satu jam perjalanan pesawat menuju Delhi adalah pertama kalinya mereka bisa bersama dengan waktu lama setelah menjalin hubungan 13 tahun.
Saat tiba, mereka mencari kantor Dhanak, kelompok yang mengelola “rumah aman”. Mereka memberi tahu orang tua masing-masing dan kantor polisi bahwa mereka berada di Delhi. Mereka pindah ke rumah aman pada 29 Januari.
Dhanak memfasilitasi pasangan beda agama. Pendirinya, Asif Iqbal, mengatakan mereka telah menerima banyak telepon dari pasangan yang ingin menikah sejak Undang Undang anti-konversi disahkan di Uttar Pradesh.
"Santosh itu menangis waktu menelpon," kata Iqbal.
Kebanyakan pasangan kehilangan pekerjaan selama berada dalam pelarian. Santosh dan Ayesha sedang mencari pekerjaan. Mereka khawatir dan takut, tapi mengatakan saling percaya dapat membuat selalu bersama.
"Cinta itu pengorbanan," kata Ayesha.
Sekarang, mereka punya tempat untuk tinggal dan tetap bersama satu sama lain.
"Mereka bilang cinta itu buta, tapi justru kebencian yang buta," kata Santosh.
(Susi Susanti)