DAMASKUS – Tembakan artileri yang menghantam sebuah rumah sakit di barat laut Suriah telah menewaskan enam warga sipil, termasuk seorang anak, demikian dikatakan Komite Penyelamatan Internasional (IRC) dalam sebuah pernyataan.
Serangan pada Minggu (21/3/2021) di Kota Atareb juga melukai 16 warga sipil termasuk lima staf kesehatan, kata IRC. Rumah sakit sekarang tidak berfungsi.
“Empat dari korban cedera berada dalam kondisi kritis,” kata IRC, menambahkan bahwa rumah sakit tersebut dijalankan oleh organisasi mitranya SAMS.
BACA JUGA: Serangan Udara AS Hancurkan Suriah, Satu Tewas
Serangan itu terjadi meskipun gencatan senjata Rusia-Turki berlaku sejak Maret 2020, yang mencakup benteng yang dikuasai pemberontak yang lebih luas di barat laut Suriah.
Kementerian pertahanan Turki dan pemantau perang sebelumnya melaporkan bahwa tembakan artileri pemerintah Suriah menghantam pintu masuk utama rumah sakit di dalam sebuah gua.
“Meskipun SAMS membagikan koordinat rumah sakit melalui sistem pemberitahuan PBB, rumah sakit itu diserang dan sekarang telah rusak parah sehingga tidak dapat digunakan lagi,” kata Rehana Zawar, direktur negara IRC untuk Suriah barat laut dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Al Jazeera.
BACA JUGA: Jasad Arkeolog Penyelamat Kota Kuno Palmyra Ditemukan dengan Kepala Terpenggal
“Ini serangan kelima terhadap layanan kesehatan yang telah tercatat sepanjang tahun ini, dan menjadikan jumlah total serangan pada layanan kesehatan sejak Januari 2019 menjadi 118.
“Fasilitas kesehatan dilindungi oleh hukum internasional dan harus menjadi tempat berlindung yang aman di saat krisis, tetapi setelah 10 tahun perang, hal ini tidak terjadi di Suriah. Sejak awal konflik, Dokter untuk Hak Asasi Manusia telah mendokumentasikan hampir 600 serangan terhadap layanan kesehatan,” kata Zawar.
Kawasan tersebut juga termasuk dalam zona de-eskalasi yang disepakati oleh Rusia, Iran dan Turki - kawasan yang membentang dari pegunungan timur laut Latakia hingga pinggiran barat laut kota Aleppo.
Rumah sakit dan klinik telah menjadi sasaran dan dihancurkan di kota-kota di seluruh Suriah, di tengah pertempuran antara pasukan pemerintah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, dan kelompok oposisi bersenjata.
Dalam sebuah laporan yang dirilis awal bulan ini, IRC menyoroti cara perang di Suriah telah mengubah rumah sakit dari tempat berlindung menjadi zona berbahaya.
(Rahman Asmardika)