DUBAI - Arab Saudi pada Senin (21/3/2021) mengusulkan rencana perdamaian baru untuk mengakhiri perang di Yaman, termasuk gencatan senjata nasional dan pembukaan kembali hubungan udara dan laut. Tetapi kelompok Houthi yang berkonflik dengan Riyadh di Yaman, mengatakan tawaran itu tampaknya tidak cukup untuk mencabut blokade.
Inisiatif yang diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud itu akan mencakup pembukaan kembali bandara Sanaa, dan memungkinkan impor bahan bakar dan makanan melalui pelabuhan Hodeidah, yang keduanya dikendalikan oleh Houthi yang didukung Iran.
BACA JUGA: Koalisi Pimpinan Saudi Lancarkan Serangan Udara ke Ibu Kota Yaman
Negosiasi politik antara pemerintah yang didukung Saudi dan Houthi akan dimulai kembali, kata Pangeran Faisal dalam konferensi pers. Inisiatif itu akan berlaku ketika pihak Yaman menerima.
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional mengeluarkan pernyataan menyambut tawaran tersebut, tetapi Houthi mengatakan inisiatif itu tidak memberikan "sesuatu yang baru", karena masih belum memenuhi permintaan mereka untuk mencabut sepenuhnya blokade di bandara Sanaa dan pelabuhan Hodeidah.
"Kami berharap Arab Saudi akan mengumumkan diakhirinya blokade pelabuhan dan bandara dan inisiatif untuk mengizinkan 14 kapal yang ditahan oleh koalisi," kata ketua perunding Houthi, Mohammed Abdulsalam kepada Reuters.
BACA JUGA: PBB: 400 Ribu Anak di Yaman Bisa Meninggal karena Kelaparan
Dia mengatakan bahwa sebuah "hak kemanusiaan" tidak boleh digunakan sebagai alat tekanan, katanya. Kelompok itu akan terus berbicara dengan Saudi, Amerika Serikat (AS), dan mediator Oman untuk kesepakatan damai, katanya.
Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jalina Porter mengatakan bahwa Washington menyambut baik komitmen Arab Saudi dan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional untuk gencatan senjata dan negosiasi, kata
Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 100.000 orang, banyak dari mereka warga sipil, menurut The Armed Conflict Location & Event Data Project (ACLED), yang melacak kekerasan di Yaman.
(Rahman Asmardika)