Dalam sebuah pernyataan, Save the Children mengatakan pihaknya "ngeri" dengan kematian gadis itu, yang terjadi sehari setelah seorang bocah lelaki berusia 14 tahun dilaporkan ditembak mati di Mandalay.
BACA JUGA: AS Tambah Sanksi Terhadap Junta Militer Myanmar
"Kematian anak-anak ini sangat memprihatinkan mengingat mereka dilaporkan dibunuh saat berada di rumah, di mana mereka seharusnya aman dari bahaya. Fakta bahwa begitu banyak anak dibunuh hampir setiap hari sekarang menunjukkan pengabaian yang sama sekali terhadap manusia. hidup oleh pasukan keamanan," kata kelompok itu.
Militer sebelumnya pada Selasa (23/3/2021) menyatakan kesedihan atas kematian para pengunjuk rasa, tetapi menyalahkan mereka karena memicu anarki di Myanmar. Seorang juru bicara militer mengatakan demonstran anti kudeta bertanggung jawab atas tindakan kekerasan dan pembakaran.
Secara total, militer mengatakan 164 orang telah tewas dalam protes, sementara kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebutkan korban tewas setidaknya 261.
(Rahman Asmardika)