Kisah Pasangan Gay Temukan Bayi Terlantar dan Merawatnya hingga Dewasa

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 08 April 2021 06:26 WIB
Danny dan Pete mengasuk anak yang ditemukan di stasiun kereta (foto: Dok Peter Mercurio)
Share :

Saat sidang berlangsung Desember 2000, hakim bertanya kepada Danny apakah bersedia mengikuti seluruh persidangan. Dia lalu menunggu sampai polisi memberi kesaksian dan hakim berkata kepada Danny lagi.

"Dia bilang, 'Pak Stewart, saya ingin Anda tahu situasinya, jika kita memiliki bayi yang telah ditelantarkan, kami ingin menempatkannya dalam perawatan pra-adopsi secepat mungkin,"

"Saya pun berpikir, 'Well, memang masuk akal,'" kata Danny. "Dan selanjutnya hakim pun bertanya ke saya, 'Apakah Anda tertarik mengadopsi bayi ini?'"

Danny melihat sekelilingnya, dan semua mata pun memandang kepadanya.

"Saya rasa mulut semua orang di ruang sidang pun ternganga, termasuk saya sendiri. Saya jawab, 'Ya, menurut saya tidak akan semudah itu,' dan hakim pun sambil tersenyum membalas, 'Ya, bisa saja.'"

Meski pertanyaan hakim itu tidak disangka-sangka, teman-teman maupun para kenalannya sudah penasaran mengapa Danny dan Pete tidak langsung membawa pulang bayi itu saat ditemukan. Masalahnya, Danny, tidak semudah demikian.

Proses adopsi itu butuh enam hingga sembilan bulan dan melingkupi pemeriksaan latar belakang dan pelatihan mengasuh anak.

"Saya waktu itu tidak kepikiran untuk mengadopsi," kata Danny.

"Namun, bersamaan dengan itu, saya tidak bisa berhenti berpikir bahwa saya sudah merasa ada keterkaitan dan merasa ini bukan sekadar peluang, namun juga anugerah, dan bagaimana bisa bilang tidak dengan anugerah itu."

Di luar ruang sidang, Danny menelpon Pete untuk memberi tahu kabar itu.

"Naluri saya ingin bereaksi, 'Tidak, kamu tidak tertarik. Sana, pergi kembali ke ruang sidang dan bilang kepada hakim, tidak, saya sudah salah ambil keputusan. Pokoknya bilang saja tidak,'" kata Pete.

Pekan berikutnya, mereka berdua beberapa kali terlibat dalam, apa yang disebut Danny, percakapan yang menegangkan. Pete menyebutnya adu argumen yang panas.

"Saya tidak mau hidup saya berubah. Saya sudah senang dengan keadaan yang seperti ini dan nanti segalanya berubah," ujar Pete.

"Kami tidak punya uang, tidak punya ruangan lagi, dan masih ada teman yang mengontrak. Saya juga sedikit marah dengan dia, 'Kok bisa sih bilang iya tanpa bicara dulu ke saya?'"

Situasi itu lah yang membuat mereka hampir putus.

"Danny suatu ketika berkata, 'Saya tetap akan menjalaninya walaupun tidak ada kamu,"kata Pete, dan saya pun menyahut, "Jadi kamu lebih memilih bayi ketimbang hubungan kita?"

"Dia bilang, 'Saya ingin kita semua menjadi satu keluarga, saya ingin kita bisa melakukannya bersama, tapi kalau kami tidak siap saya memakluminya dan akan merawatnya dengan atau tanpa kamu.'"

Pete pun teringat pernah melontarkan kata-kata yang tidak enak kepada Danny, salah satunya seperti, "Selamat deh jadi orang tua tunggal di New York." Walau demikian, lanjutnya, sebagian dari dirinya ingin sekali itu terjadi

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya