PAKISTAN - Dua demonstran dan seorang polisi tewas, pada Selasa (13/4), akibat bentrokan kekerasan antara sebuah kelompok Islamis dan polisi, beberapa jam setelah pihak berwenang menangkap ketua sebuah partai Islam di kota Lahore, Pakistan Timur.
Seorang pejabat tinggi kepolisian Ghulam Mohammad Dogar mengatakan polisi itu tewas dalam bentrokan semalam dengan para pendukung tokoh Islam Saad Rizvi, Ketua Tehreek-e-Labiak Pakistan yang ditangkap pada Senin (12/4). Sepuluh polisi juga terluka dalam bentrokan serupa di kota Shahadra, dekat Lahore.
Kekerasan dimulai pada Senin (12/4) setelah polisi menangkap Rizvi karena mengancam akan menggelar aksi protes jika pemerintah tidak mengusir duta besar Perancis terkait penggambaran Nabi Muhammad.
Menurut Dogar, penangkapan itu bertujuan untuk menjaga hukum dan ketertiban. Namun penahanan Rizvi dengan cepat memicu protes kekerasan oleh kelompok Islamis di berbagai kota. Para pengunjuk rasa memblokir banyak jalan-jalan di beberapa kota.
(Baca juga: Pandemi Covid-19, Wanita Bisa Minta Pil Aborsi Lewat Telemedisin)
Bentrokan mematikan itu terjadi dua hari setelah Rizvi dalam sebuah pernyataan meminta pemerintah Perdana Menteri Imran Khan menghormati apa yang menurut Rizvi sebagai komitmen Khan yang dibuat pada Februari kepada partainya untuk mengusir utusan Perancis sebelum 20 April terkait publikasi penggambaran Nabi Muhammad di Perancis.
Namun, pemerintah menyatakan bahwa mereka hanya berkomitmen untuk membahas masalah tersebut di DPR.
Reaksi pendukung Rizvi terhadap penangkapannya begitu cepat sehingga polisi tidak dapat mencegah aksi pemblokiran jalan di Lahore. Ribuan orang terjebak di dalam kendaraan mereka.
Bentrokan pada Senin awalnya meletus di Lahore, ibu kota Provinsi Punjab di Pakistan Timur.
Pendukung Rizvi kemudian bentrok dengan polisi di kota pelabuhan Karachi dan mereka terus berkumpul di pinggiran ibu kota Islamabad, mengganggu lalu lintas dan penduduk setempat.
(Baca juga: Rusia Tumpuk Pasukan di Perbatasan Ukraina, Biden Peringatkan Putin)