CIREBON - Sejumlah nelayan asal Kecamatan Mundu, terpaksa menempuh perjalanan laut selama dua hari dari Jakarta ke Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hal ini disebabkan, lantaran mereka tak punya biaya lebih untuk mudik dan menghidari adanya penyekatan di jalur darat setelah adanya keputusan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah beberapa waktu lalu.
Sehingga, mereka memilih mengarungi laut, ketimbang mudik menggunakan angkutan umum atau semacamnya. Perjalanan yang ditempuh nelayan pun tidaklah mudah. Ganasnya cuaca buruk dan berbagai kendala lainnya, harus mereka hadapi ketika melintasi laut utara Jawa.
Kepada MNC Portal Indonesia, salah satu nelayan asal Kecamatan Mundu bernama Hasan Basri menceritakan, perjalanan mudik lewat jalur laut ini sangat beresiko bila dilakukan oleh warga biasa. Sebab, ia dan nelayan lainnya hanya menggunakan perahu tradisional dari perairan Jakarta menuju perairan Kabupaten Cirebon.
Perahu tradisional ini, kata dia, memiliki panjang sekitar tujuh meter dengan lebar dua meter. Menurutnya, kapal tersebut hanya bisa ditumpangi tiga atau lima orang saja. Perjalanan laut tersebut dilakukan para nelayan pada Sabtu, 24 Arpil 2021.
"Kita sampai di Cirebon, Sabtu malam kemarin perjalanan dari Jakarta. Sampai di Indramayu itu ada badai dan hujan. Jadi kita berhenti dulu. Ini kita memang Nelayan semua yang pulang. Tidak ada warga biasa. Kalau mereka naik kapal ini dan mudik lewat laut, itu nekat namanya," ujar Hasan, Rabu (28/4/2021).
Baca Juga : Mudik Dilarang, Puluhan Ribu Angkutan Umum Bakal Nganggur
Menurut Hasan, nelayan asal Kecamatan Mundu selalu mencari rajungan di sekitar perairan Jakarta. Paling dekat, kata dia, berada di area perairan Pelabuhan Cirebon. Bila sedang musimnya, dalam kurun waktu 20 hari mereka bisa menangkap rajungan mulai dari 80 kilogram sampai 1,5 kuintal.
Kalau hasil tangkapan rajungan sedikit, lanjutnya, para nelayan akan memilih kembali ke Cirebon. Untuk pulang, biasanya Hasan dan nelayan lain akan menggunakan bus dan melewati jalur darat. Akan tetapi, karena tak punya biaya serta adanya larangan mudik, mereka akhirnya pulang menggunakan perahu.