SEJAK Joe Biden maju melawan Donald Trump dalam Pemilu AS pada 2020 lalu, berbagai prediksi dan spekulasi mulai bermunculan terkait kelanjutan sikap politik AS terhadap Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hal ini tentu saja mengingat semakin menguatnya tensi ketegangan antara kedua negara akibat kekalahan perang dagang ‘trade war’ yang diderita AS selama beberapa tahun terakhir. Konflik antara dua negara super power Tiongkok versus AS telah menimbulkan kecemasan akan terjadinya perang sesungguhnya, karena dampaknya yang akan dirasakan secara global.
Hubungan kedua negara raksasa ini kian memburuk ketika Donald Trump menjabat sebagai presiden AS ke - 45. Perang dagang ‘trade war’ yang kian tak terkendali membuat Trump menggelontorkan paket kebijakan dagang Buy American dan American First demi melindungi neraca perdagangan yang terus melorot, nyatanya ditanggapi sengit oleh Tiongkok.
Selain terlibat konflik akibat perang dagang yang semakin memanas, Tiongkok juga terus menunjukkan sikap perlawanannya atas intervensi AS dalam kasus perebutan Laut China Selatan antara Tiongkok dan beberapa negara di Indo Pasifik. Soal aliansi Tiongkok dan Rusia dalam hal senjata nuklir yang kerap membuat AS geram. Belum lagi saling tuding melakukan spionase demi kepentingan perang dagang, perang teknologi komunikasi, hingga perang perangaruh di Hongkong sebagai gerbang ekonomi dunia.
Selain masalah-masalah tersebut, masih banyak lagi deretan sengketa yang membuat kedua negara ini selalu terjebak dalam konflik tak berkesudahan.
Joe Biden sendiri yang 29 April 2021 lalu genap 100 hari menjabat sebagai presiden langsung membuat gebrakan. Ia dengan lantang berteriak, “No time to waste, get to work immediately”. Selain memperbaiki cara Trump yang dinilai serampangan dalam menangani Covid-19 di dalam negeri, Biden dan jajaran kabinetnya langsung ‘gercep’ dengan meluncurkan ‘American Rescue Plan Act of 2021’ untuk menyelamatkan warga AS dari paparan Covid-19 dan krisis ekonomi yang ditimbulkan. Seperti diketahaui AS menempati posisi pertama yang warganya terpapar Covid-19. Mengutip The New York Times 18 Mei 2021 tercatat 33juta terkonfirmasi positif dan 586 ribu diantaranya meninggal dunia.
Selain itu, berbagai kebijakan luar negeri, khususnya terkait sikap menghadapi Tiongkok sebagia rival utama. Berikut beberapa manuver Joe Bidan terhadap Tiongkok :
Klaim AS tidak akan tergantikan Tiongkok dalam Perdagangan Global
Joe Biden melalui pidato politiknya setelah resmi menjadi Presiden AS ke-46 secara tegas menyatakan tidak akan membiarkan Tiongkok menguasai dunia atau lebih unggul dari AS. Pernyataan Joe Biden ini menjadi pesan yang jelas bahwa perang dagang di antara kedua negara masih akan terus berlangsung.
Ungakapan serupa juga disampaikan delegasi Tiongkok pascapertemuan bilateral dengan delegasi Tiongkok di Alaska pada 18 Maret 2021. Pertemuan pertama di era kepemimpinan Biden yang semula diharapkan dapat memperbaiki ketegangan di antara kedua negara, nyatanya tidak membuahkan hasil signifikan. Keduanya tetap bersikukuh dengan sikap masing-masing.