Manuver Presiden AS Joe Biden Hadang Hegemoni Tiongkok

Yaomi Suhayatmi, Jurnalis
Selasa 18 Mei 2021 20:17 WIB
Presiden AS Joe Biden.
Share :

Joe Bidan pernah blak-blakan mengakui bahwa bahwa Presiden Xi Jinping adalah sosok yang cerdas dan tangguh tapi ia tidak tahu demokrasi, sebaliknya XI Jinping dalam pidatonya dalam forum World Economic Forum (WEF) di Davos pada 25 Januari 2021 seolah menyindir AS mengatakan bahwa sudah saatnya dunia saat ini bursatu padu melawan Covid-19. Menurut Ketua Partai Komunis RRT ini, sebaiknya di era pandemi ini masyarakat global saling menghapuskan prasangka ideologis terhadap negara lain dan mengutamakan perdamaian, hubungan kerjas sama yang saling menguntungkan bukan sebaliknya melakukan hal-hal yang dapat memincu konflik.

Dalam hubungan internasional, konflik memang bisa saja terjadi dengan bebagai pemicu seperti prestise, akses terhadap pasar, keamanan, dan lainnya. Seperti pendapat yang dikemukakan tentang definisi konflik menurut James W Vander Zanden yang mendefinisikan konflik sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan, bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.

Tidak terima kekuatan Tiongkok yang terus mendominasi, Joe Biden dengan kebijakannya sebagai pemimpin baru AS secara tegas akan menghadang Tiongkok menjadi kekuatan dunia, sebaliknya Tiongkok tetap dengan pendiriannya menjadi bangsa yang besar, mandiri dan tidak tergantung kepada hegemoni Barat.

Dengan komitmen teguh kedua kubu tersebut, Tiongkok akan terus berhadapan dengan AS dan sebaliknya. Tak ada kekuatan lain yang bisa mencampuri ambisi kedua negara. Bahkan ASEAN sebagai garda terdepan penjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara yang seharusnya mampu berperan aktif melakukan pendekatan resolusi konflik dengan menjalankan peran sebagai lembaga artibrase multilateral bagi kedua negara yang bertikai di LCS, hingga saat ini pun tak bisa berbuat banyak.

Ketegangan kedua negara seakan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Sebuah situasi yang tentu saja mengkhawatirkan dunia, mengingat posisi kedua negara adaidaya ini yang merupakan pemain utama ekonomi global. Itulah sebabnya gaya kepemimpinan Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat itu begitu dinanti.

Kepemimpinan Joe Biden di tahun pertama ia menjabat sebagai orang nomor satu di negara super power ini menjadi begitu signifikan mengingat semakin memburuknya hubungan mereka selama kepempimpinan Donald Trump. Oleh karena itu, tahun pertama, bahkan hari pertama kepimpinan Joe Biden sebagai Presiden AS ke-46 pun begitu ditunggu terkait manajemen resolusi konflik yang akan ia tempuh dalam menghadapi rival abadinya itu.

Joe Biden memang baru 100 hari (lebih sedikit) menjabat sebagai Presiden AS. Tentunya perjalanan masih panjang, namun manuvernya telah secara telak membuat Tiongkok geram. Bisa jadi ini baru hanya permulaan, dan dunia internasional harus bersiap diri dengan segala kemungkinan yang terjadi, begitu pula Indonesia.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya