“Seluruh korban Kresna di bawah komando LQ untuk turun aksi damai ke istana untuk minta perhatian presiden selaku kepala negara. Sudah dua orang meninggal dunia jadi korban Kresna, mau berapa lagi meninggal sebelum pemerintah melek? Saya sudah berkali-kali mediasi dengan OJK, Percuma OJK bilang mereka tidak ada wewenang, hanya fasilitator, seharusnya rubah nama saja jadi FJK "Fasilitator Jasa Keuangan," kata S gusar.
Masih kata S, rencanannya dalam aksi damai nantinya akan diisi dengan orasi, dan juga doa bersama serta menyalakan lilin sebagai tanda berkabung, keprihatinan dan solidaritas. “Aksi damai dan doa bersama para korban Kresna yang akan dikoordinir oleh LQ perlu dilakukan, kami mau doakan dua korban meninggal, menyalakan lilin di Istana Presiden. Minimal kami punya hati untuk perjuangkan hak kami. Saya dan AS pun sudah menyurati Menkopolhukam, semua cara kami tempuh untuk memperjuangkan hak kami,” tuturnya.
Sementara itu Sugi, Kepala Divisi Humas dan Marketing LQ Indonesia Lawfirm menyatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menyusun rencana aksi damai tersebut. “ Nantinya, aksi keprihatinan para nasabah ini akan digelar di kantor OJK dan depan Istana Negara. Akan hadir dalan aksi ini antara lain para nasabah Asuransi Jiwa Kresna, lawyer, LSM dan awak media. Adapun titik aksi yakni di Istana Presiden dan kantor OJK.
“Mari Korban Kresna yang mau ikut dalam aksi damai bisa menghubungi LQ untuk informasi lebih lanjut,” ujar Sugi.
Dr Bambang Hartono, dari LSM Sikat Mafia menilai rencana aksi para nasabah Asurani Jiwa Kresna yang dimotori oleh LQ Indonesia Lawfirm sebagai langkah tepat agara Presiden Joko Widodo dan OJK mengetahui masalah ini. “Bagaimana Presiden Joko Widodo yang bijak, bisa kecolongan dan tidak melihat bagaimana perusahaan Asuransi Jiwa yang Terdaftar di OJK yang seharusnya melindungi korban dari resiko sakit dan meninggal justru malah mencurangi masyarakat,” ucapnya.
Untuk itu Bambang mengusulkan agar para korban Asuransi Jiwa Kresna untuk bersatu mengadakan aksi damai dan memenuhi istana agar kepala negara mengetahui bahwa rakyat yang susah karena pandemi Covid-19, semakin susah akibat ulah oknum Asuransi Jiwa Kresna.