Israel sebagai ancaman besar. Pada 2015, Iran, Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) menandatangani Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA), umumnya dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran. Berdasarkan perjanjian tersebut, Republik Islam menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi dan embargo senjata.
Israel mengkritik kesepakatan itu, mengatakan bahwa JCPOA tidak menghentikan program nuklir Iran.
Pada 2018 Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari JCPOA dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran. Sebagai tanggapan Iran mulai melanggar kesepakatan dalam JCPOA dan kembali melakukan pengayaan uranium.
Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi mengatakan akan mendukung negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu. Iran telah lama menegaskan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.
(Rahman Asmardika)