TEL AVIV - Kemenangan Ebrahim Raisi dalam pemilihan presiden Iran membuat Israel “tidak punya pilihan” selain menyerang program nuklir Iran, demikian dilaporkan saluran televisi Channel 12 mengutip sumber pejabat senior pemerintahan Negara Zionis itu.
"(Serangan itu) akan membutuhkan anggaran dan realokasi sumber daya," kata sumber itu kepada Channel 12, menambahkan bahwa pejabat keamanan Israel percaya Raisi akan mengadopsi pandangan garis keras tentang kebijakan luar negeri dan nuklir yang didorong oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
BACA JUGA: Ebrahim Raisi Menangi Pilpres Iran
Sebelumnya, Israel mengatakan masyarakat internasional harus memiliki keprihatinan serius tentang Ebrahim Raisi menjadi presiden Iran. Beberapa pejabat tinggi Israel telah mengkritik keras sang presiden terpilih, dengan Menteri Luar Negeri negara itu Yair Lapid menggambarkan Raisi sebagai "ekstremis yang bertanggung jawab atas kematian ribuan orang Iran".
"Pemilihannya harus mendorong tekad baru untuk segera menghentikan program nuklir Iran dan mengakhiri ambisi regionalnya yang merusak," kata Lapid dalam sebuah pernyataan di Twitter sebagaimana dilansir Sputnik.
BACA JUGA: Siapakah Ebrahim Raisi, Tokoh Garis Keras yang Akan Menjadi Presiden Baru Iran
Hubungan Israel dan Iran tegang sejak Revolusi Islam 1979 di Teheran. Pada saat itu, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khomeini mengambil sikap anti-Israel yang tajam dan memutuskan semua hubungan dengan tetangganya. Selama bertahun-tahun, kedua belah pihak telah terlibat dalam aksi balas dendam, tetapi menghindari konflik militer langsung.
Hubungan antara kedua belah pihak semakin memburuk karena program nuklir Iran, yang dianggap