BACA JUGA: AS Kecam Genosida dan Kekejaman di 6 Negara, Myanmar hingga Suriah
"Rumah sakit tidak memiliki sistem pemadam api atau bahkan alarm kebakaran sederhana," katanya kepada Reuters.
"Kami mengeluh berkali-kali selama tiga bulan terakhir bahwa tragedi bisa terjadi kapan saja dari puntung rokok, tetapi setiap kali kami mendapat jawaban yang sama dari pejabat kesehatan: 'kami tidak punya cukup uang'."
Beberapa mayat telah dikumpulkan untuk dimakamkan sementara sisa-sisa lebih dari 20 mayat yang hangus parah memerlukan tes DNA untuk mengidentifikasi mereka.
Pada April, ledakan serupa di rumah sakit Covid-19 Baghdad menewaskan setidaknya 82 orang dan melukai 110 orang
(Rahman Asmardika)