Sawunggaling Sulit Dibunuh, Kompeni Murka dan Rakyat Surabaya Digilas

Solichan Arif, Jurnalis
Senin 26 Juli 2021 07:35 WIB
Ilustrasi (Foto : Istimewa)
Share :

Pandangannya mengitari isi ruangan. Namun tidak terlihat satupun petinggi Kraton Kartasura yang hadir. Pakubowono I yang sekaligus mertuanya juga tidak terlihat. Van Hoogendorf beralasan raja berhalangan hadir karena sedang tidak enak badan. Justru yang banyak terlihat para petinggi Kompeni. Termasuk Kapitan Komisaris Pieter Speelman, juga hadir. Kemenakan Gubernur Jendral Belanda Cornelis Speelman tersebut, ditunjuk sebagai wakil Kompeni dari Batavia.

Saat membaui sloki anggur di tangannya. Sawunggaling mencium aroma ganjil yang menyengat. Sawunggaling seketika meradang. Van Hoogendorf dihardiknya dengan suara menggelegar. "Van Hoogendorf, kurang ajar, kamu licik!. Bila engkau benar-benar laki-laki minumlah sloki ini!, " hardik Sawunggaling seperti dikisahkan Febricus Indri. Wajah Hoogendorf mendadak pucat. Ia tidak menyangka rencana liciknya terbongkar.

Sloki berisi minuman keras di tangan Sawunggaling memang sudah ia campuri racun arsenik. Racun dengan kadar paling tinggi. Bahkan hanya mencicipi saja, akibatnya bisa fatal. Suasana di ruangan sontak hening. Tidak ada lagi orang bernyanyi-nyanyi. Semuanya terdiam. Hoogendorf tiba-tiba lari ke dalam ruangan lain, dan saat kembali tangannya mengacungkan pistol ke arah Sawunggaling. Sawunggaling tidak gentar.

Adipati Surabaya itu mencabut sebilah keris. Pada saat itulah pistol di tangan Hoogendorf menyalak. Timah panas melesat arah dada Sawunggaling. Namun tiba-tiba sesosok bayangan berkelebat melindunginya. Bayangan itu adalah Van Jannsen, perwira Kompeni Belanda. Jannsen adalah sahabat Sawunggaling karena hidupnya pernah diselamatkan (Sawunggaling). Jannsen tewas seketika dengan peluru merobek jantungnya.

Sawunggaling selamat. Dengan amarah, keris ditangannya meliuk cepat menikam dada Hoogendorf. Kompeni Belanda penyebab kematian Jayengrono tersebut ambruk, dan tewas seketika. Para prajurit Kompeni masih tertegun dengan insiden yang terjadi. Sebelum semuanya tersadar sepenuhnya, Arya Suradireja langsung mengajak Sawunggaling meninggalkan lokasi. Sementara melihat dua perwiranya tewas, Kapitan Komisaris Pieter Speelman murka.

Dipimpin Letnan Herman De Wilde, wakil Peiter Speelman, pengejaran langsung dilakukan. "Tidak tanggung-tanggung, 200 pasukan berkuda Kompeni tergabung dalam pengejar," tulis Fabricus Indri. Sawunggaling dan Arya Suradireja berhasil keluar dari Kartasura. Di wilayah Sragen, mereka sengaja menerobos kawasan hutan. Di hutan itu Sawunggaling sempat berkontak dengan Gerombolan Gagak Mataram. Yakni sekelompok bandit sosial pimpinan Gagak Lodra yang pernah berhutang nyawa dengan Sawunggaling.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya