Lebih lanjut, Agung menjelaskan kemunculan titik panas diketahui berdasarkan analisis peta sebaran titik panas dengan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP dan NOAA20 oleh Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan).
Baca Juga: BMKG Temukan 8 Titik Panas yang Mulai Menyebar di NTT
Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan 1 km persegi. Pada suatu lokasi di permukaan bumi akan diobservasi 2-4 kali per hari. Namun, pada wilayah yang tertutup awan, kata dia maka titik panas tidak dapat terdeteksi.
Citra satelit tersebut hanya menilai anomali reflekstifitas dan suhu sekitar yang diinterpretasikan sebagai titik panas (hot spot). "Penyebab adanya anomali tersebut tidak dapat kami pastikan," katanya.
Agung menambahkan kondisi kekeringan dan hembusan angin yg kencang juga menjadi penyebab tidak langsung dalam sebaran suatu titik panas tersebut.
(Arief Setyadi )